KH. AHMAD DAHLAN & EMPAT MURIDNYA

Suatu ketika KH. Ahmad Dahlan di datangi ke empat muridnya dengan tertatih². Entah apa yang merasuki pikiran keempat muridnya, lalu muncul kekhawatiran yang cukup mendalam.

Disatu serambi (balai kecil) di dapatinya sang guru duduk menikmati indahnya pagi dengan ciutan burung disekeliling halaman. Keempat sang murid pun menghampirinya. Ucapan salam pun terdengar dari keempat muridnya, dan disambut dengan ucapan alaikumsalam dengan suara yang dalam, berkharisma dan sejuk. Hingga keempat murid tersebut duduk bersila dihadapan gurunya.

Tanpa basa basi KH Ahmad Dahlan pun bertanya kepada keempat muridnya, wahai kalian ucap sang guru, ada apa gerangan yang meliputi mu hingga nampak diraut wajahmu?…
Lalu salah satu diantara mereka berkata, maaf guru, sesungguhnya kegundahanku tidaklah berat, aku hanya ingin bertanya,….apakah sesungguhnya Islam itu?….

Mendengar pertanyaan itu, KH Ahmad Dahlan tersenyum kecil lalu menatap wajah keempat muridnya. Tanpa menjawab sepatah katapun, KH Ahmad Dahlan, lalu menyodorkan biola kepada muridnya. Keempat muridnya pun saling memandangi satu sama lain…..dalam hatinya, kenapa dikasih biola bukankah pertanyaanku bukan tentang biola tetapi apa itu Islam. Lalu KH Ahmad Dahlan pun mempersilahkan salah satu diantara mereka untuk memainkannya—apa yang terjadi?…ketiga murid lainnya mendengarkan tarikan biola sontak menutup telinganya.

Kemudian KH Ahmad Dahlan, bertanya kepada ketiga murid tersebut, kenapa kalian menutup telinga saat temanmu memainkan biola?….satu diantara mereka menjawab,….maaf guru, aku menutup telinga saat temanku memainkan biola tersebut karena tak begitu indah dan merdu sehingga kami menutup telinga. KH Ahmad Dahlan pun kembali tersenyum…..

Dan beliau menjelaskan dengan penuh makna, wahai anak²ku,….biola itu hanya sarana terkecil untuk memahami tentang seni. Sebab seni adalah keindahan. Namun lebih dari itu, biola hanya satu instrument analogi untuk menjawab pertanyaan kalian. Kalau seorang musisi yang memainkan biola tentu kita akan hanyut dengan tarikan biolanya. Tentu pasti kita akan memberikan apresiasi yang tinggi lalu kita mengatakan sungguh indah bukan?..

Demikian pula Islam wahai anak²ku,…Islam itu indah, teduh dan bersahaja bagi mereka yang memahaminya dengan keyakinan yang tinggi. Mungkin diluar sana ada yang menyebut Islam teroris, boleh jadi karena mereka belum memahami Islam secara kaffah (utuh). Bukankah sifat Islam adalah Rahmatan Lil Al-Amin (Rahmat bagi seluruh alam), disana Islam memberi cinta dan kasih sayang.

So, hikmah terbesar yang bisa dipetik dari dialektika tersebut adalah bahwa Islam adalah agama keteduhan yang penuh cinta. Semoga kecintaan kita memahami Islam bisa menjadi jalan kebenaran yang hakiki.

# catatan_muhasabah
#salam_Takjim
#Syukuri apa yang ada.