Lomba Bertutur di Belitung Timur: Mengasah Kemampuan Literasi dan Komunikasi Anak

Khairil juga mengusulkan agar Lomba Bertutur tidak hanya dilaksanakan di tingkat kabupaten, tetapi juga di tingkat kecamatan. “Anak-anak kita harus disibukkan dengan membaca, bukan hanya sekadar memainkan gawai atau hp. Sehingga pergaulan dan interaksi sosial mereka juga berkembang,” pinta Khairil.

MANGGAR – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Belitung Timur kembali menggelar Lomba Bertutur Tingkat Kabupaten Belitung Timur tahun 2024. Sebanyak 40 siswa dari SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Beltim mengikuti lomba yang berlangsung di Gedung Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Beltim.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Beltim, Mudiarsono, yang akrab disapa Yayan, mengatakan bahwa Lomba Bertutur ini akan berlangsung selama empat hari, dari Senin (13/5/24) hingga Kamis (16/5/24). Setiap peserta diberikan waktu 15 menit untuk menuturkan cerita di hadapan para juri.
“Ceritanya kita yang tentukan, semuanya ada lima. Ceritanya merupakan kisah atau legenda rakyat Belitung, peserta tinggal memilih,” jelas Yayan.

Namun, Yayan mengakui bahwa jumlah peserta lomba tahun ini berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 50 orang. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk bertepatan dengan Lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan pembatasan kelas peserta hanya sampai kelas 4 SD/MI.

“Tahun lalu memang untuk anak SD/MI semua kelas. Namun tahun ini kita batasi hanya sampai kelas 4 saja,” tambah Yayan.

Pembatasan ini diberlakukan mengingat pemenang akan mewakili Kabupaten Beltim di tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. “Kita ikut aturan dari Provinsi, peserta hanya sampai siswa kelas 4 SD/MI saja. Jadi nanti diambil satu pemenang perwakilan Kabupaten,” kata Yayan yang didampingi Kepala Bidang Perpustakaan, Sulastini.

Selain Lomba Bertutur, DPK sebelumnya juga menggelar Lomba Menulis Cerita. Sayangnya, tahun ini lomba tersebut tidak dapat dilaksanakan karena terbatasnya anggaran.
“Anggaran kita terbatas, padahal di tingkat Provinsi juga ada Lomba Penulisan Cerita yang digelar Kantor Bahasa,” ungkap Yayan.

Harapan Tahun Depan: Lebih Banyak Lomba
Wakil Bupati Beltim, Khairil Anwar, menilai bahwa animo anak-anak sekolah untuk bercerita atau bertutur sudah mulai berkurang. Faktor digitalisasi dan kurangnya kepedulian orang tua dalam mengajarkan anak-anaknya membuat minat bertutur anak-anak menurun.

“Kalau saya lihat, secara umum memang minat anak-anak untuk bertutur sekarang berkurang. Beda dengan zaman kita dulu,” kata Khairil saat membuka Lomba Bertutur di Gedung Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Beltim, Senin (14/5/24).

Menurut Khairil, kegiatan bertutur sangat baik untuk mengembangkan potensi anak, terutama dalam hal mengasah kemampuan literasi dan komunikasi mereka. “Minat baca mereka dan pengembangan imajinasi mereka akan berkembang. Makanya kita sangat mengapresiasi adanya Lomba Bertutur ini,” ujar Khairil.

Khairil juga mengusulkan agar Lomba Bertutur tidak hanya dilaksanakan di tingkat kabupaten, tetapi juga di tingkat kecamatan. “Anak-anak kita harus disibukkan dengan membaca, bukan hanya sekadar memainkan gawai atau hp. Sehingga pergaulan dan interaksi sosial mereka juga berkembang,” pinta Khairil.

Selain itu, Khairil berharap Dinas Perpustakaan dan Kearsipan juga menggelar lomba-lomba lainnya seperti Lomba Ngelasak dan Begalor, sehingga lomba akan lebih meriah sekaligus melestarikan adat budaya Belitung.*Diskominfo Beltim SP