Ada banyak orang yang percaya bahwa manusia adalah domba. Ada pula yang beranggapan bahwa manudia adalah serigala. Kedua kelompok itu mampu mengumpulkan argumen² yang bagus untuk mempertahannkan pendapat mereka masing². Kelompok yang berpendapat bahwa manusia adalah domba dapatlah dilihat dari tingkat keterpengaruhan untuk melakukan sesuatu yang dikatakan pada mereka, meskipun hal itu sangat berbahaya bagi mereka sendiri. Bahwa mereka mengikuti pemimpin mereka ke medan pertempuran yang membawa mereka dalam kehancuran dan kebinasaan.
Mereka sangat mempercayai orasi dari pemimpin yang penuh dengan omong kosong, agitator di dorongnya untu menciptakan pengaruh. Apalagi kalau orasi itu dibangun dari panggung kekuasaan, tetapi mereka tidak sadar kalau mereka dalam tekanan, ancaman dan intimidasi. Mereka mudah untuk dirayu dan dibujuk.
Tampaknya kebanyakan manudia dalam frame kekuasaan seperti anak² yang setengah terjaga dimana mereka dengan rela ingin menyerahkan kehendaknya kepada sipembujuk, apalagi dengan nada yang menagncam. Dari balik kekuasaan domba² ini mudah dikendalikan. Tetapi jika kebanyakan manusia adalah domba, lalu kenapa manusia begitu berbeda dari kehidupan domba?…sejarahnya telah ditulis dengan darah, ia adalah sejarah tentang kekerasan yang terus menerus terjadi. Apakah Talaat Pasya yang membumihanguskan jutaan rakyat Armenia? Apakah Adolf Hitler yang membunuh jutaan kaum yahudi? Apakah Josef Stalin yang telah membunuh jutaan lawan politiknya? mereka itu melakukan bukan dengan tangannya sendiri tetapi mereka ditemani oleh ribuan yang membunuh demi hasrat mereka.
Tetapi bagaimana dengan serigala, Thomas Hobbes telah menggiring satu pikiran yang disebut “Homo Homini Lupus” yang artinya “manusia adalah serigala bagi manusia lainnya”. Kekuasaan? apakah dapat bersifat serigala?, fakta penindasan, membunuh kebenaran, daya kritis, kebebasan, kemerdekaaan terpasung karena tafsir tunggal dari kekuasaan dan elit, adalah bentuk sinopsis bahwa manusia sebagai serigala atas domba² yang ada.
Sehingga dengan demikian, domba adalah manusia yang cendrung dikendalikan, sementara manusia sebagai serigala adalah kekuasaan atau rezim yang despotik dan otoriter. Sejarah kekerasan dan “pembunuhan” terkesan dilahirkan dari kekuasaan. Sementara pemikir muslim Imam Al Mawardi dalam kitabnya yang berjudul “Al Ahkam Al Sulthaniyah” adalah satu pemerintahan yang mengajarkan atas nilai kemanusiaan dimana kekuasaan berpegang teguh pada Kitab Tuhan.
Ini tentu penting sebagai otokritik terhadap sistem kekuasaan yang belum menempatkan hakekat kemanusiaan sebagai medium berjalannya sistem hukum dan pemerintahan yang lebih baik.
Tanah manusia, 20 01 2022