QUANTUM LEARNING DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN PAI

Perkembangan pendidikan melalui model, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang diterapkan pada PAI (Pendidikan Agama Islam) di lembaga pendidikan formal saat ini lebih kepada sifatnya teknis dan operasional.

Karena itulah, baik materi yang disajikan dalam pembelajaran PAI mengalami kemunduran maupun dalam penyampaiannya masih bersifat monoton dan stagnan.

Idealnya, pendekatan, metode, strategi dan metode PAI haruslah saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Ini dimaksudkan agar pembelajaran PAI yang diimplementasikan di lembaga pendidikan formal maupun nonformal bisa memberikan landasan teoritik berupa konsep PAI dan pembelajaran PAI itu sendiri, yang pada akhirnya mengalami perkembangan signifikan dan transformasi ke arah yang jelas.

Semua sepakat bahwa kegiatan pendidikan harus memiliki tujuan yang jelas agar bisa mencapai target. Bagi umat muslim misalnya. Kita harus mempelajari PAI. Pendidikan Islam yaitu usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam, agar terwujud (tercapai) kehidupan manusia yang makmur dan bahagia.

Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoritikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri.

Ada berbagai pandangan dan pendapat yang mengaitkan dengan metode pembelajaran. Seperti
Mills (Zahran, 2019) berpendapat bahwa metode adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan metode itu.

Sedangkan Joyce dan Weil berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (Rencana Pembelajaran Jangka Panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Sementara itu, Muchtar Buchori menilai bahwa pendidikan agama Islam di sekolah telah mengalami kegagalan, karena praktek pendidikannya menekankan aspek kognitif dalam menumbuhkan kesadaran beragama, belum menyentuh aspek afektif dan konatif-volutif, yakni kemauan dan kesadaran untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam.

Menurut Mastuhu, metodologi belajar yang digunakan tampak masih “klasik”, dalam arti masih mewariskan sejumlah materi pelajaran agama yang diyakini benar untuk disampaikan kepada anak didik tanpa memberikan kesempatan kepada mereka agar disikapi secara kritis. Metode yang digunakan masih bercorak menghafal, mekanis, dan lebih mengutamakan pengkayaan materi.

Mengatasi problematika tersebut di atas, inovasi menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. Dalam ini inovasi pada model-model pembelajaran mendesak untuk diselesaikan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan merubah pendekatan dan metode dalam kegiatan belajar mengajar. Selama ini, guru selalu diposisikan sebagai satu-satunya sumber meraih informasi (teacher centered) dan siswa bersikap pasif dalam mencari dan mengolah informasi tersebut, namun metode dalam kegiatan belajar mengajar dengan membiasakan siswa secara kreatif (student centered) menkonstruksi sendiri pemahamannya melalui kegiatan belajar mereka.

Dalam hal ini, Model Pembelajaran quantum, adalah model-model pembelajaran yang dapat mengubah paradigma lama. Tentunya perlu adaptasi karena akan diterapkan dalam PAI. Inilah yang dapat dikembangkan menjadi kreatifitas seorang guru.

Karena itu, salah satu model atau cara menciptakan lingkungan belajar yang efektif, Quantum Learning, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Adapun Quantum Learning merupakan salah satu cara membelajarkan siswa yang digagas oleh Potter. Menurut (Bobbi DePorter & Mike Hernacki, 2011:16 ) quantum learning didefinisikan sebagai kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Quantum learning merupakan interaksi yang terjadi dalam proses belajar yang mampu mengubah berbagai potensi yang ada dalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah (dalam memperoleh hal-hal baru) yang dapat ditularkan (ditunjukkan) kepada orang lain. mengajar, membaca dan menulis merupakan salah satu bentuk interaksi dalam proses belajar.
Menurut Saefudin (2008: 125) menyatakan bahwa :“Quantum learning learning (QTL) merupakan suatu model pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan pembelajaran yang efektif, menggairahkan dan memiliki keterampilan hidup”.

Untuk itu, konsep Dasar Quantum Learning, Pendekatan, metode, strategi dan metode Pendidikan Agama Islam haruslah saling berhubungan antara satu dengan lainnya sehingga pembelajaran PAI yang diimplementasikan di lembaga pendidikan formal maupun nonformal bisa memberikan landasan teoritik berupa konsep PAI sehingga pembelajaran PAI mengalami perkembangan yang signifikan dan transformasi ke arah yang jelas. Model dengan corak inilah yang dapat mengalami perubahan sebuah pemikiran PAI ke dalam konteks postmodernitas yang dapat mengembangkan dan memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan pada umumnya dan PAI pada khususnya (Yaqin, 2021).

Melalui Quantum learning ini, seorang guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid. Guru memahami sekali, bahwa setiap murid memiliki karakter masing-masing. Bagaimana setiap karakter dapat memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar, merupakan inti ajaran Quantum Teaching.
Quantum learning dibangun berdasarkan teori-teori yang mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum learning bersandar pada konsep Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Inilah asas utama, alasan dasar yang berada di balik segala strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching.*)Penulis adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Program Doktoral Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang