SANG PEMIMPIN

Suatu ketika Rasulullah meminta kepada Muaz Bin Jabal untuk menjadi gubernur di negeri Yaman. Muaz begitu berat untuk mengambil posisi itu—tetapi karena titah Rasulullah maka Muaz pun meng-iyakannya. Terjadilah dialog keduanya ;
Rasul   ; Wahai Muaz, seandainya engkau mendapatkan masalah dalam kepemimpinanmu, apa yang engkau akan lakukan.

Muaz   ; Ya Rasul, tentu aku akan menyelesaikan dengan petunjuk al qur’an.
Rasul   ; Bila itu tidak ada dalam al qur’an?
Muaz   ; Maka aku selesaikan dengan hadist.
Rasul   ; Bila itu kau tidak temukan dalam hadist?
Muaz   ; Maka aku akan menuruti ijma para ulama.
Rasul   ; Bila itu juga engkau tidak temukan dalam ijma para ulama, maka engkau Muaz mau melakukan dengan cara apa.
Muaz   ; Kalau aku tidak temukan dalam al qur’an, dalam hadist, dalam ijma para ulama,….maka aku akan melakukan dengan ijtihad (pikiran).

Dialog singkat tersebut memberi gambaran kepada kita, bahwa pemimpin itu bukan hanya bagaimana ia dipilih lalu memimpin. Tetapi tugas pemimpin tidaklah mudah—berbagai cara untuk melakukan apa demi menyelesaikan masalah bangsanya—daerahnya.

Pemimpin adalah bagaimana ia bertindak—bukan bagaimana ia berucap (berkata). Logosentrisme—bagaimana ia menghilangkan unsur material dalam bahasa, lalu ia bertindak maka itulah pemimpin.

Kerinduan sosok pemimpin adalah pada kekuatan pikirannya lalu ia bertindak dalam menyelesaikan problem bangsanya.

# Catatan Dinihari