TANJUNGPANDAN – Dalam peringatan Hari Pahlawan 2024, SD Alam Aqila Tanjungpandan mencetak sejarah dengan menggelar sosialisasi perjuangan H.AS Hanandjoeddin, pahlawan kebanggaan Pulau Belitung.
Acara ini berlangsung pada Sabtu, 30 November 2024, dihadiri oleh tokoh-tokoh penting daerah hingga narasumber inspiratif.
Dalam sambutan pembukaan, Rafika Nurfitriani, S.Pd., yang mewakili Kepala Sekolah Novita Freshka Uktolseja, S.IP., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kurikulum berbasis Wawasan Nusantara yang dikembangkan sekolah alam.
“Kami ingin memperkenalkan nilai-nilai perjuangan H.AS Hanandjoeddin kepada siswa sebagai bagian dari penguatan karakter dan kecintaan pada sejarah lokal,” ujarnya.
Kenzie, Bintang Kecil yang Memukau
Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika Kenzie, siswa kelas V, dengan percaya diri tampil ke panggung. Tanpa teks, ia menceritakan perjalanan hidup dan perjuangan H.AS Hanandjoeddin dengan lancar.
“Beliau sangat hebat. Saya ingin seperti Pak Long yang bisa memperbaiki pesawat terbang dan berjuang untuk bangsa,” kata Kenzie dengan bangga.
Penampilan Kenzie mengundang tepuk tangan meriah dari hadirin. Semangat dan pengetahuannya yang mendalam menjadi bukti bahwa pengenalan sejarah kepada anak-anak bisa membekas di hati mereka.
Sosok Inspiratif yang Tak Lekang oleh Waktu
Acara ini turut menghadirkan Firman Alamsyah, putra H.AS Hanandjoeddin, dan Haril M. Andersen, penulis buku Sang Elang. Firman mengenang ayahnya sebagai sosok sederhana yang menanamkan nilai disiplin, syukur, dan rendah hati.
“Beliau selalu mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi. Nilai ini yang harus diwariskan ke generasi muda,” katanya.
Sementara itu, Penulis buku Sang Elang menyebut Pak Long H.AS Hanandjoeddin sebagai sosok pejuang yang tangguh. Tidak hanya di masa revolusi kemerdekaan, tetapi juga di masa mengisi kemerdekaan.
“Perjuangan yang dilakukan beliau sarat dengan nilai nilai kepahlawanan. Berani, pantang menyerah, rela berkorban, mengutamakan kepentingan umum dari pada pribadi, jujur dan memiliki jiwa kepeloporan,” tandas Haril.
Harapan untuk Generasi Mendatang
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Belitung, Drs. H. Soebagyo, menilai kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk menghidupkan sejarah lokal di kalangan siswa.
“Kegiatan ini mendukung upaya Pemkab Belitung dalam memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk Alm. H.AS Hanandjoeddin. Ini perlu dicontoh oleh sekolah-sekolah lain,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, pihaknya berencana mengadakan lomba berkisah tentang kepahlawanan H.AS Hanandjoeddin di tingkat SD dan SMP.
“Langkah ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Generasi muda harus memahami sejarah lokal dan nasional untuk membentuk karakter yang kokoh,” tambah Soebagyo.
Membangun Karakter Lewat Sejarah.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang mengenang perjuangan H.AS Hanandjoeddin, tetapi juga upaya membangun karakter siswa melalui pembelajaran sejarah. Dengan cara ini, nilai-nilai kepahlawanan bisa terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
Sebagaimana ucapan Bung Karno yang kembali digaungkan dalam acara ini: Jangan sekali-kali melupakan sejarah. SD Alam Aqila telah menunjukkan bahwa sejarah perjuangan bangsa bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dilestarikan semangatnya. **