TANJUNGPANDAN – Di sudut Terminal Bis Tanjungpandan, tepatnya di kantor PT Belitung Tech Sejahtera, dua sosok muda tampak tekun mempelajari alur kabel serat optik. Mereka adalah Maryono dan Saiful — dua pemuda inspiratif penyandang disabilitas tuna daksa yang saat ini tengah menempuh program magang penuh semangat dan harapan.
Berkat kerjasama antara KIAT (Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur) Maryono dan Saiful mendapatkan kesempatan emas untuk terjun langsung ke dunia kerja nyata, sejak 14 Maret hingga 13 Mei 2025 yang mengikuti praktik kerja di PT Belitung Tech Sejahtera.
“Ini lebih dari sekadar magang. Ini adalah jendela baru menuju kemandirian dan pengakuan akan kemampuan kami,” ujar Maryono, penuh rasa syukur.
Selama program berlangsung, mereka dibimbing langsung oleh tim teknis untuk memahami pengelolaan infrastruktur jaringan — dari kabel serat optik hingga perangkat jaringan. Tak hanya teori, mereka juga ikut serta dalam praktik lapangan di berbagai lokasi seperti kawasan Badau dan area distribusi PT Wings Food.
Pimpinan PT Belitung Tech Sejahtera
Lapardhi Afianto ST melalui Manager Umum Riza Damayanto atau akrab disapa Oboy, menyampaikan bahwa program ini menjadi bukti bahwa inklusivitas bisa berjalan seiring dengan profesionalisme.
“Maryono dan Saiful adalah bukti bahwa semangat, bukan kondisi fisik, yang menentukan kualitas kerja seseorang,” kata, Riza Damayanto atau dengan panggilan topnya yang kerap disapa Oboy.
Selama masa magang, kata Oboy, mereka juga dilatih untuk membuat laporan pemeliharaan dan membantu proses evaluasi kinerja jaringan. Tujuannya jelas — agar mereka tidak hanya tahu, tapi benar-benar paham dan siap jika suatu hari nanti terjun sebagai tenaga profesional di bidang teknologi jaringan.
Tentu saja, bagi Maryono dan Saiful, ini bukan sekadar belajar. Ini adalah bukti bahwa keterbatasan fisik tidak pernah membatasi semangat untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi. Dan bagi dunia industri, ini adalah ajakan terbuka: mari buka pintu, dan beri ruang pada potensi yang selama ini sering terabaikan.*