TRAWANGNEWS.COM: TANJUNGPANDAN: 21 Oktober 2023 – Hari Sabtu ini menjadi momen istimewa bagi pelajar kelas 10, 11, dan 12 dari SMK Negeri 3 Tanjungpandan, yang didampingi guru pembimbingnya Evi Marsinta AMd. Par untuk melakukan kunjungan edukasi dan observasi yang sangat berharga ke kawasan eks PT. Keramika Indonesia. Acara ini dihadiri oleh pengelola Keramika, Sugianto, serta Maridi, seorang mantan pegawai satpam keramik.
Kunjungan observasi ini adalah bagian dari program sekolah yang dinamakan “eschoolguiding,” yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengenalan objek wisata kepada para pelajar. Yang menarik adalah, acara ini tidak hanya terbatas bagi pelajar jurusan pariwisata, tetapi juga kuliner, atau perhotelan yang juga melibatkan siswa dari seluruh jurusan di sekolah.

Ibu Evi Marsinta AMd Par, seorang guru pembimbing SMK Negeri 3 Tanjungpandan, menyampaikan pentingnya kunjungan observasi ini sebagai sarana untuk memberikan informasi dan pengalaman kepada para pelajar. Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pengelola Keramika, Sugianto, yang telah mendukung acara ini.
Para pelajar terlibat aktif dalam dialog tanya-jawab, dengan pertanyaan mengenai bahan baku seperti pasir, kaolin, tanah liat, dan jenis produksi yang dihasilkan, yaitu keramik ubin. Mereka juga mengunjungi lokasi eks pembangunan keramika yang memiliki nilai sejarah penting.
SEJARAH SINGKAT
Sebagai mentor acara observasi ini adalah Maridi, mantan pegawai keramik dari tahun 1966 hingga pensiun, memberikan pemaparan mengenai sejarah sekilas PT. Eks KIA.
Ia menjelaskan bahwa gedung pabrik keramika ini berdiri sejak tahun 1953 dan diresmikan oleh Wakil Presiden Pertama Hatta. Pabrik ini luas mencapai belasan hektar dan aktivitas produksinya ditutup pada tahun 1998 karena masalah faktor produksi dan pembiayaan.

Maridi menjelaskan bahwa kawasan eks bangunan sejarah ini masih memikat dengan dua cerobong asap, dapur pembakaran, dan open pemangang yang menjadi tempat produksi, seperti tehel dan pecah belah. Bahkan, sebuah papan pengumuman yang dipasang di klinik ini sudah berusia 90 tahun dan ditulis dengan glasur, yang tidak bisa dihapus.
Sementara itu, Sugianto, pengelola Keramika, mengungkapkan bahwa PT. Keramika merupakan salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara.
Mereka bahkan mengeskpor produknya hingga ke luar negeri dan memiliki jumlah pegawai sebanyak 790 orang, yang menjadikannya perusahaan terbesar kedua setelah PT. Timah di pulau Belitung.

Namun, sayangnya, kata Sugianto, perusahaan ini harus ditutup karena masalah keseimbangan produksi dan beban transportasi. Dan selanjutnya, produksi dipindahkan ke Cileungsi, Bogor, dan lokasi lainnya di Bandung.
Meskipun demikian, kunjungan observasi ini telah memberikan wawasan berharga kepada para pelajar SMK Negeri 3 Tanjungpandan tentang sejarah dan perkembangan industri keramik di Indonesia.*