TANJUNGPANDAN: Hari hari belakangan ini masyarakat Belitung dibuat “kepak”, oleh sulitnya mendapatkan BBM seperti Pertalik dan jenis lainnya. Ibarat mendapatkan bbm seperti hantu yang hilang bak ditelan bumi.
Kondisi ini pun membuat kegelisahan masyarakat yang membuat stagnasi aktivitas terhenti yang melumpuhkan sendi-sendi ekonomi masyarakat.
Saat ini masyarakat yang mengecer di kios-kios kosong. Wargapun harus ke SPBU untuk mengantri. Itupun, didapatkan harus berjam-jam.
Menyadari kondisi hal tersebut, LAMBEL (Lembaga Adat Melayu Belitung) begitu prihatin dan angkat bicara soal kesulitan warga terhadap persoalan BBM.
Ketua LAMBEL Drs. H. Hadi Adjin berharap agar Forkopimda dan DPRD kabupaten belitung segera melakukan upaya solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan BBM ini.
“Sebenarnya kami dari LAMBEL tidak mau bicara BBM karena dibilang mencampuri kewenangan orang lain. Tapi apa boleh buat, kalau tidak ada yang mau berbuat terpaksa LAMBEL ikut bicara dan meneriakkan soal sulitnya mendapatkan BBM,” katanya.”
Ia berharap jangan sampai kesulitan BBM ini terjadi sampai lebaran karena akan berakibat fatal.
“Jadi kita minta aparat bersikap. Semua itu dilakukan dengan adanya niat. Malu sebagai pejabat tapi tidak mau berbuat. Padahal kalau mereka sadar, akan menjadi ladang amal jariah untuk mengatasi kesulitan masyarakat.”