TANJUNGPANDAN: Divisi ESDT-DB (Ekologi dan Sumber Daya Tumbuhan Departemen Biologi) FMIPA IPB (Institut Pertanian Bogor) yang bekerjasama dengan Politeknik Belitung menyelenggarakan kuliah umum, yang bertempat di Auditorium Politeknik Belitung, pada Senin 27 Juni 2022.
Acara kuliah umum ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Prof. Dr. Tatik Chikmawati MSi, dan Dr. Sulistijorini MSi. dengan tema yang diusung adalah “Potensi SDT (sumber daya tumbuhan) Belitung dalam pengembangan pariwisata”.
Acara kuliah umum ini dihadiri Direktur Politeknik Belitung Hartian Ramadhan S.T, MM, jajaran Civitas Politeknik Belitung dan perwakilan Dinas OPD (Organisasi Perangkat Desa), Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) periode 2021-2025 Agus Pahlevi, perwakilan Geopark, perwakilan dan komunintas, dan HKM dibidang pariwisata serta asosiasi pengelola pariwisata, para mahasiswa Politeknik Belitung.
Direktur Politeknik Belitung Hartian Ramadhan S.T., M.M ungkapkan bahwa kegiatan kuliah umum salah satu dari bagian kerjasama yang dilakukan Politeknik dengan IPB guna pengelolaan perguruan tinggi.
“Saat ini tahap awal dulu, seperti pengajaran dan berikutnya kita akan MoU (kerjasama) dalam hal kegiatan yang bersifat penelitian dan pengembangan masyarakat sesuai dengan tridarma perguruan tinggi yang menjadi bagian dari suatu perguruan tinggi,” kata Hardian.
Adapun materi kuliah umum disampaikan nara sumber kata Hartian, adalah berbagai materi yang disampaikan seputar pengembangan sumber daya tumbuhan Belitung yang disinergikan dalam pengembangan pariwisata Belitung.
Dalam paparan kuliah umum, Prof. Dr. Tatik Chikmawati MSi, bersama Dr. Sulistijorini MSi menyampaikan materi kaitan Potensi sumber daya tumbuhan Belitung dalam pengembangan pariwisata.
Dia menguraikan dan pemaparannya potensi Flora (tumbuhan) di Belitung yang sangat luar biasa dan memiliki potensi daya jual yang tinggi sebagai basis pendukung pariwisata.
Ia menguraikan berbagai golongan jenis flora (tumbuhan) yang ada di Belitung seperti tananaman hias, tumbuhan rempah khas Belitung, tumbuhan untuk produksi madu, dan tumbuhan obat.
“Jenis dari penggolongan flora (tumbuhan) tersebut bisa memiliki berbagai potensi dan manfaat bila lebih awal dulu mengenali tumbuhan di sekitar kita lalu di inventarisasi, digali serta identifikasi potensi tumbuhan tersebut ternyata bila dimanfaatkan secara maksimal bisa dibuat cindera mata, bungkusan untuk makanan, oleh-oleh baik untuk makanan dan minuman maupun obat-obatan. Sebab itu, Seluruh potensi flora (tumbuhan) tidak bisa dipisahkan dengan pariwisata tapi satu kesatuan,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) periode 2021-2025 Agus Pahlevi yang hadir pada kuliah umum tersebut menyampaikan dukungan bahwa kuliah umum ini sangat menarik dan perlu dikembangkan.
“Hanya memang, lemahnya penyebaran informasi terkait kekayaaan akan flora (tumbuhan) dan berharap ke depan agar diperkuatkan lagi edukasi terhadap potensi dan keragaman flora hingga nantinya bisa berdampak dan mendukung kepariwisataan di Belitung,” kata Agus.
Diakhir kuliah umum, Divisi ESDT-DB ( Ekologi dan Sumber Daya Tumbuhan Departemen Biologi) FMIPA IPB (Institut Pertanian Bogor) serahkan plakat dalam bentuk kerjasama dengan Direktur Politeknik Belitung
Hartian Ramadhan S.T., M.M. .*