TANJUNGPANDAN: Sebanyak 14 orang peserta dari Balai Latihan Kerja (BLK) Belitung pada program pelatihan pemandu wisata berkunjung ke rumah adat Belitung, Jl. A. Yani Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, pada hari ini.
Pertemuan ini dihadiri Ketua LAMBEL Drs. H. Abdul Hadi Adjin didampingi Pengurus LAMBEL Achmad Hamzah, Ismail Mihad, Karseno,
Kabid Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Belitung Yulias, Ketua Umum DPP ASPPI Agus Pahlevi M. PAR (instruktur bidang keterampilan dan pencarian data), Erling Rinanto (instruktur sikap dan prilaku), Helmas (Instruktur bidang IT).
Erling Rinanto, salah satu instruktur dari BLK kepada media sampaikan bahwa kegiatan pertemuan di rumah adat ini adalah sengaja kita ajak para peserta dari BLK sesuai pelatihan program pemandu wisata untuk mengenali lebih dalam masalah adat, budaya Belitung.
“Nantinya, mereka ke sini mencari data dan pendalaman soal adat dan budaya sehingga mereka bisa menerapkan ketika sebagai pemandu wisata terhadap adab, etika dan budaya serta tahu akan kearifan lokal daerah,”katanya.
Sementara itu,
Ketua LAMBEL Drs. H. Abdul Hadi Adjin sampaikan selain anak-anak belajar adab terhadap adat dan budaya, juga para peserta dari BLK diajak untuk ikut menjaga adat dan budaya Belitung.
Caranya, lanjut Hadi, wajib merawat serta menjaga kearifan lokal dan melestarikan lingkungan agar tidak rusak.
Ditambahkan Wakil Ketua LAMBEL Achmad Hamzah. Dengan pertemuan seperti ini kata Achmad Hamzah, peserta dari BLK dapat belajar membuka wawasan dari sisi adat dan budaya Belitung.
Mereka juga kata Achmad, peserta tahu pemahaman akan etika, dan adat serta budaya. Dengan ini, lanjutnya, peserta tahu akan etnik budaya lokal dan cara menginterprestasikan etnik budaya lokal dalam penerapan ketika menyampaikan informasi ke wisatawan.
Begitu juga Tambah pengurus LAMBEL Karseno. Peserta yang hadir dapat lebih awal tahu akan kultur adat, budaya dan kearifan lokal Belitung.
Setelah tahu, kata Karseno, pemandu wisata dalam satu sikap yang sama memberikan pemahaman kepada wisatawan bila berkunjung ke daerah.
“Wisatawan berkunjung ke daerah diantaranya ingin melihat potensi keindahan sebanyak 20 persen, kultur adat dan budaya sebanyak 60 persen dan sisanya 20 persen edukatif dan kegiatan penelitian. Jelas bahwa, kultur dan budaya sangat tinggi dan wisatawan kerap bertanya soal kultur adat dan budaya serta potensi kearifan lokal seperti sejarah disuatu daerah yang dikunjunginya. ” katanya.*