MANGGAR – Ada yang unik terkait syahwat politik sosok mantan tiga bupati hendak maju lagi kedua kalinya namun tersandra dengan berbagai hal, mulai karena alami kekalahan, faktor kesehatan hingga kursi parpol habis.
Contoh inilah dapat disaksikan bagi 3 (tiga) petahana Bupati Belitung Timur (Beltim). Mereka masing -masing diantaranya Khairul Efendi, Basuri Tjahaja Purnama (BTP) dan Yusli Ihza gagal melanjutkan kepemimpinanya pada periode ke 2 (dua) nya. Menariknya kegagalan 3(tiga) petahana ini memiliki permasalahan yang berbeda-beda satu sama lain pada masing-masing masa pilkada di Kabupaten Beltim.
Terkini, petahana Bupati Yusli Ihza hasil pilkada tahun 2015 lalu telah berencana hendak melajutkan estafet kepemimpinan melalui proses pilkada 2020 ini. Hanya saja dari 10 parpol pemilik kursi dewan Beltim teryata terfragmentasi pada dua bapaslon ini? Siapa saja keduanya ini?
Wabup petahana saat ini Burhanudin berpasangan dengan Khairil Anwar berlatar pensiunan ASN diusung 3 parpol Golkar (2 (kursi), PKS (3 kursi) dan Gerindra (3 kursi) sehingga total jumlah 8 kursi. Paslon lain Yuri Kemal Fadlullah sebagai bacabup berduet dengan Nurdiansyah pensiun ASN juga. Ada 7 parpol dengan 17 kursi dewan Beltim mengusung paslon yang merupakan Putra Yusril Ihza Mahendra. Parpol itu ada PBB (3 kursi), PDIP (4 kursi), Hanura (3 kursi), Nasdem (3 kursi), Perindo (2 kursi), PAN (1 kursi) dan Demokrat (1 kursi) sehingga total 17 kursi dewan.
“Kedua paslon lebih dari cukup diusung parpol sesuai syarat hanya 5 kursi sudah bisa parpol usung calon ke KPUD. Syarat dukungan Aan lebih 3 kursi dan Yuri lebih 12 kursi, ini membuat kursi parpol terbagi habis ke paslon paslon itu sehingga petahana bupati rencana kembali maju di pilkada kali ini urung karena kendala syarat parpol pengusungnya,” ujar Marwansyah.S.Si Direktur LEMBAGA DEMOKRASI LOKAL (Leksikal) Babel yang juga Eks Ketua Panwaspilkada 2015 Beltim
Sementara itu di Pilkada 2015 lalu, petahana Basuri Tjahaja Purnama berpasangan dengan Fezzi Uktolseja anggota dewan ketika itu diusung mendaftar ke KPUD oleh parpol PDIP dan Nasdem. Sempat “bertanding” petahana Basuri Thajaya Purnama bersama 2 paslon penantang Yusli-Aan dan Andeska-Musdiana namun ketika perhitungan suara akhir di pemungutan suara Desember 2015 ternyata paslon petahana memperoleh suara sekitar 32 persen atau 19.698 suara dan penantang Yusli-Aan persentase suara 51 persen atau 32.015 ribu suara dan sisa suara lainnya kepaslon Andeska.
Capaian suara Yusli-Aan di pilkada 2015 itu mengukuhkan mereka sebagai Bupati dan Wabup untuk masa jabatan 5 tahun kedepan. Juga tentunya membuat petahana Basuri Thajaya Purnama ketika itu tak berlanjut ke periode kedua kepemimpinannya.
Sedangkan petahana lain di Pilkada Beltim yakni Khairul Efendi yang meneruskan kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sejak tahun 2007 hingga 2010. Petahana bupati Khairul saat pilkada 2010 sempat mendaftarkan ke KPU Beltim dengan diusung sejumlah parpol dan berkas pengusung parpol terpenuhi syaratnya ketika itu. Namun pada syarat calon, Khairul sempat terganjal di syarat kesehatan calon sehingga mengakibatkan Khairul yang berpasangan dengan Erwandi A Rani ketika itu tak di tetapkan oleh KPU Beltim sebagai paslon bupati dan wabup beltim bersama paslon lainnya. Terdapat 5 paslon di pilkada 2010 yang ditetapkan KPU Beltim yakni paslon Abdul Hadi-Sayono, Haryoso-Ruswandi, Basuri-Zarkani, Andeska-Yusti, dan paslon Leo Fernando-Nurul Huda.*