TANJUNGPANDAN: LAMBEL (Lembaga Adat Melayu Belitong Kabupaten Belitung) undang sejumlah komponen masyarakat Belitung guna mengelar pertemuan dengan
Organisasi Keagamaan, Organisi Pemuda, Tokoh Masyarakat, serta organisasi
Sosial Kemasyarakatan yang bertempat di Rumah Adat Belitong, pada Selasa 14 September 2021.
Pertemuan ini urun rembuk dihadiri Utusan Majelis Ulama Indonesia Belitung H. Bunyamin, Ketua FKUB Ramansyah, Wakil Ketua FKUB Romo Budi Dharmapanno, Ketua Forum Kedukunan Adat Belitong H. Mukti Maharif, Ketua DPD KNPI Kabupaten Belitung Muhammad Hafrian Fajar (Jarwo), utusan Pengurus Geopark, utusan Dewan Masjid Indonesia Kab. Belitung, P.C. NU Kabupaten Belitung, P.C MUHAMMADIAYAH, Pengurus IKADI, Ketua PERWABEL Yurman, Pemulian adat, Teguh Trinanda, SH).
Hadir juga tokoh masyarakat Belitung, A. Rani Rasyid, H. Muchtar Motong, Sabriansyah Daud, Rozali Abusama, Nurman Sunata ST, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Adat Melayu (LAM) Kecamatan se-Belitung diantaranya Hermawan (LAM Kec. Badau), (Sofwan/LAM Kec. Tanjungpandan), dan LAM Desa.
Ketua LAMBEL Drs. H. Abdul Hadi Adjin ungkap bahwa kegiatan ini adalah pertemuan ini sifatnya silatuhrahmi dan kegiatan diskusi bertukar informasi untuk Belitung lebih baik serta mensinergikan
“Tungku Tige” diantaranya sinergi pemerintah, adat dan tokoh agama.
“Dalam pertemuan ini kita jalin silatuhrahim antar semua komponen. Tidak ada perbedaan namun kebersamaan yang kita tonjolkan. Saling memberi masukan dan saran positif untuk kemajuan Belitung terutama dalam
pelestarian adat, budaya, kearifan lokal, dan lingkungan hidup,” katanya.
Dalam pertemuan ini, MUI Belitung yang disampaikan H. Bunyamin mendukung pertemuan ini begitu pentingnya menjaga mendukung program dan mensinergikan guna membantu persoalan persoalan yang dihadapi oleh pemerintah seperti menjaga kebersamaan dalam lingkungan hidup dan kondisi sosial keumatan masyarakat kita serta penangganan covid-19 di kabupaten Belitung.
H. Muchtar Mutong yang biasa disapa Haji Tarek pada acara tersebut sampaikan peranan adat harus diangkat kepermukaan karena menjadi bagian terpenting dalam pembangunan Belitung.
“Di Papua, adat menjadi penting untuk ikut memacu keberlangsungan kemaslatan pembangunan di wilayah,” katanya.
Aji sampaikan dirinya merindukan ajang silatuhrahmi untuk bangun kebersamaan daerah seperti di sedia kala. “Dulu para sesepuh dan tokoh selalu diminta pendapat dan arahannya. saat ini, diakui even-even kegiatan daerah sudah jarang libatkan peran tokoh agama, masyarakat. Ini harus menjadi masukan bagi pemerintah daerah.
Isu dan perumpusan strategis jangan hanya mengundang forkompimda saja namun peran komponen lainnya diberikan ruang gerak untuk diajak dan dilibatkan,” kata Tarek.
Ia pun setuju pertemuan silatuhrahmi semacam ini layaknya bisa agenda rutin kegiatan ini.
“Para tokoh masyarakat, dan agama serta komponen lainnya bisa kompak untuk membangun silatuhrahmi terutama kebersamaan dalam membangun Belitung,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua FKUB Romo Budi Dharmapanno sampaikan ajakan perlu pererat kembali hubungan pemerintah dan tokoh lintas agama dan tokoh adat di masa yang akan datang.
“Mari kita kuatkan silatuhrahmi dan saling menjaga kerukunan antar umat beragama di Belitung. Dan mari kita gaungkan adat ketimuran yang kini mulai bergeser di tengah tengah kita dan perlu diwujudkan saling silatuhrahmi. Saat ini diakui kurang diberdayakan peran tokoh lintas agama, misalnya bukan rahasia lagi. Maaf misalnya, Bila hendak mau nyalon sesuatu, baru kita diberdayakan. Namun setelah itu, Kita dipandang sebelah mata,” katanya.
Budi berharap kabupaten Belitung akan lebih baik dengan menjalin silatihrahmi di masa yang akan datang dengan penuh dengan damai, aman dan sejahtera.
Mukti Maharif dari Forum Kedukunan Adat Belitung berdiri sejak 30 april 2012, akan terus membantu pemerintah dalam penanganan covid.
“Secara kedukunan kita punya adat tersendiri. Mari kita satukan membangun Belitung dalam penanganan covid walaupun cara masing-masing. Jangan ada berpikir negatif terhadap hal yang berkaitan kedukunan. Dan soal adat, mari kita kebersamaan untuk melestarikan adat dan kedukunan di Belitung,”katanya.
Sedangkan Ketua DMI (Dewan Masjid Indonesia) Kabupaten Belitung Ibnu Haban mendukung upaya bersama dalam pertemuan ini guna mendukung berbagai pembangunan daerah yang termasuk diantaranya upaya pelestarian lingkungan dan kearifan lokal dalam kesinambungan pembangunan Belitung.
Ketua DPD KNPI Kabupaten Belitung Muhammad Afrian Fajar (Jarwo) berharap agar mengambil tegas dari pihak LAMBEL dan FKAB untuk membicarakan kepada pemerintah daerah menyangkut masalah perlunya “morotorium” tanah untuk penjualan tanah demi menyediakan dan menata kembali berbagai lahan fasilitas umum seperti misalnya tempat pemakaman dan hutan adat, serta fasilitas penunjang dengan kemaslatan Masyarakat.
Untuk itu, dirinya setuju juga agar pemerintah daerah ajak tokoh adat, lintas agama untuk saling tukar informasi menyangkut
hal yang menjadi perhatian KNPI Belitung.
Sedangkan Rozali Abusama dalam pertemuan itu menyoroti soal narkoba yang kini telah merusak generasi muda di Kabupaten Belitung dan perlu menjadi perhatian serius semua pihak.
Sementara itu, utusan Geopark Belitong Etin melihat Warisan adat dan budaya serta ekosistim perlu dijaga dan harus mendapat dukungan semua pihak. “Kita mendukung peran lambel dan FKAB dalam memberdayakan adat, budaya dan kearifan lokal,” katanya.
Dalam pertemuan ini juga dibahas berupa persoalan perceraian , dan tata cara penangganan pemakaman terkait pasien covid-19 yang meninggal dunia. Begitu juga, harapan dari tokoh lintas agama, tokoh masyarakat dan komponen lainnya untuk meminta audensi dan silatuhrahmi dengan pihak jajaran polres Belitung.
Terhadap berbagai diatas, Ketua LAMBEL Drs. H. Abdul Hadi Adjin akan inventarisasi dan bahan informasi untuk dirangkum yang hasil kesimpulan akan disampaikan kepada pihak yang berkompeten.*