Hadirkan Maestro Kaligrafi Indonesia, MUI Belitung Gelar Bimtek Kaligrafi

TANJUNGPANDAN: Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Teknis) penulisan kaligrafi bagi para Khotot atau kaligrafer muda Belitung.

Kegiatan Bimtek berlangsung di Hotel BW Inn, Jalan Sriwijaya, Tanjung Pandan, Sabtu (5/12) siang dengan menghadirkan Maestro Kaligrafi Indonesia Dr. KH. Didin Sirojuddin, M.Ag

Sekretaris MUI Belitung sekaligus Ketua Panitia kegiatan bimtek penulisan kaligrafi, Ramansyah mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai seni kaligrafi Islam serta menopang sekaligus mendukung sektor pengembangan pariwisata Belitung.

“Tema kegiatan ini adalah optimalisasi seni kaligrafi Islam untuk mendukung sektor pariwisata Belitung,” katanya.

Ia mengatakan, kegiataan bimbingan teknis kaligrafi ini merupkan pertama kalinya dilakukan oleh MUI Belitung melalui Komisi Seni dan Budaya MUI Belitung.

Menurut dia, kegiatan ini merupakan program kerja keempat MUI Belitung diawali dengan safari dakwah di lima Kecamatan, FGD peningkatan kapasitas lembaga keagamaan dan FGD bedah fatwa MUI terkini hasil ijtima ulama ke VII.

“Kegiatan ini didasari bahwa pembangunan Belitung mengarah kepada pembangunan pariwisata dan tidak lagi mengandalkan tambang. Dimana pembangunan pariwisata Belitung tidak hanya bertumpu pada keindahan dan kekayaan alam namun kaya akan seni budaya dan adat istiadat termasuk seni penulisan kaligrafi Islam sebagai penopang khazanah wisata religius yang kental dengan adat istiadat budaya Melayu,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, MUI Belitung juga meresmikan sanggar seni kaligrafi Belitung yang terletak di jalan Kamboja, Rahat Dalam dipimpin oleh Drs. KH. Benyamin Hanafi sebagai sanggar edukasi seni kaligrafi pertama di Belitung sekaligus wadah komunitas kaligrafer muda di Belitung.

“Mengingat perspektif dan peluang ke depan program ini tidak hanya mencetak kader-kader kaligrafi Belitung yang handal namun akan diarahkan pada edukasi yang terpadu dengan sektor ekonomi yang memiliki nilai ekonomi tinggi,” terangnya.

Sementara itu, Maestro Kaligrafi Indonesia Dr. KH. Didin Sirojuddin, M.Ag berpesan kepada para kaligrafer muda Belitung untuk terus belajar dan menekuni karya seni kaligrafi.

“Intinya adalah belajar terus harus sabar dan melakukan evaluasi karya yang sudah kita hasilkan dengan karya-karya maestro sebagai motivasi diri,” imbuhnya.

Dirinya, berharap Belitung dapat menjadi Kota kaligrafi dengan banyaknya hiasan kaligrafi yang mudah ditemukan di beberapa kawasan.

“Selain di Masjid misalnya seni kaligrafi ini bisa ditemukan di tembok gedung dan dinding bangunan lain guna menambah daya tarik pariwisata dan menambah nuansa Islam,” terangnya.