Kegiatan Belitong Chinese Internasional Festival 2024 akan diselenggarakan mulai 9 Maret 2024 hingga 4 April 2024.

Ketua harian festival,Iqbal H. Saputra menjelaskan, kegiatan ini menjadi momentum positif, mengingat tahun ini ada 2 arus kebudayaan dan religiusitas besar berlangsung secara beririsan; Tionghoa dengan Konghuchu dan Melayu dengan Islam.

TANJUNGPANDAN: Belitong Chinese Internasional Festival 2024 akan diselenggarakan mulai 9 Maret 2024 hingga 4 April 2024. Penyelenggaraan even ini sudah melalui kajian dan koordinasi panjang dengan berbagai pihak sejak akhir Januari 2024.

Ketua harian festival,Iqbal H. Saputra menjelaskan, kegiatan ini menjadi momentum positif, mengingat tahun ini ada 2 arus kebudayaan dan religiusitas besar berlangsung secara beririsan; Tionghoa dengan Konghuchu dan Melayu dengan Islam.

“Karena itu, kami mencoba mendesain festival ini dengan memaksimalkan nuansa yang menjadi representasi Urang Cina Belitong dan Urang Melayu Belitong dalam perspektif hari ini yang merupakan keragaman suku yang sudah melebur dan menyatu,” sebut Iqbal.

Dia melanjutkan, keragaman kegiatan pun disiapkan untuk memeriahkan festival yang baru pertama kali diadakan dalam skup yang lebih besar dan dikerjakan secara kolektif.

“Untuk itu, BCIF 2024 ( Belitong Chinese Internasional Festival) yang berbarengan dengan Ramadhan 1445 H, akan menjadi wajah utama festival ini.

Beberapa kegiatan digelar, mulai dari Bazar UMKM; berbagai lomba mulai dari Lomba Foto, Lomba Film Dokumenter, Lomba Vlog, Lomba Tanglong, Lomba Likoran, Lomba Bebalas Pantun, Lomba Bujangko Amoy, dan Lomba Fashion Show. Selain itu juga ada beberapa pertunjukan kesenian, instalasi WPAP, Ceramah, dan Buka Bersama,” jelas Iqbal.

Ketua Umum BCIF 2024, Ayie Gardiansyah dalam berbagai pertemuan rapat persiapan BCIF 2024 dengan pemerintah daerah baru baru ini menyatakan kegembiraannya atas persiapan acara ini yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

“Keterlibatan Komunitas Tionghoa, Komunitas Melayu, dan berbagai komunitas suku yang ada di Belitong, yang disupport Pemerintah Kabupaten Belitung, juga keterlibatan berbagai stakeholder, menegaskan keharmonisan dan keragaman yang indah dalam perayaan ini,” ujarnya.

Momentum yang beririsan antara Cheng Beng dan Ramadhan tahun ini menjadi potensi positif dan memiliki butterfly effect bagi berbagai sektor.

“Harapan kita semua, hal ini akan menjadi salah satu jalan keluar untuk mengembalikan semarak pariwisata, meningkatkan ekonomi mikro dan makro di Kabupaten Belitung, yang nantinya berimbas secara luas,” ujar Pak Pj. Bupati Belitung Yuspian S.Sos MIR