MANGGAR – Upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terus digalakkan, kali ini dengan pendekatan yang menyentuh hati generasi muda dengan melibatkan Lembaga Adat. Satgaswil Kep. Babel Densus 88 Anti Teror Polri menggandeng Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V, Polda Kep. Babel, Binda Kep. Babel, Lembaga adat Melayu Belitung dan Beltim (selaku tokoh adat) untuk menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan di sejumlah SMA dan SMK di Kabupaten Belitung Timur.
Mengusung tema “ Sosialisasi WAWASAN KEBANGSAAN menangkal Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme (IRET) dilingkungan SMA/SMK Seprovinsi Kep. Bangka Belitung”, kegiatan ini dimulai di Gedung Serba Guna SMAN 1 Manggar, Selasa (6/5), dan berlanjut ke SMAN 1 Gantung keesokan harinya. 9 sekolah turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan jumlah 320 siswa siswi.
Sebelumnya juga Satgaswil Kep. Babel Densus 88 Anti Teror Polri sudah melaksanakan diwilayah Kota pangkalpinang, Kab. Bangka, Kab. Bangka selatan, Kab. Bangka Barat dan Kab. Bangka Tengah.Satgaswil Kep. Babel Densus 88 Anti Teror Polri menggandeng tokoh adat dan pemerintah daerah—langkah strategis untuk menyentuh sisi budaya yang menjadi benteng pertahanan moral bangsa.

Hadir dalam kegiatan ini AKBP Maslikan S.Sos selaku Kasatgaswil Kepulauan Bangka Belitung Densus 88 Anti Teror Polri yang diwakili AKP Ahmad S.H., M.H, selaku kanit Satgaswil Kepulauan Bangka Belitung densus 88 Anti Teror Polri. Adi Zahriadi (Kacabdin Wilayah V Babel), Lettu Laut SUHARYADI Korwil Belitung Timur Binda Kep. Babel, Ketua LAM Belitung Achmad Hamzah, Sekretaris LAM Belitung Ismail Mihad, serta Sekretaris Lembaga Adat Beltim Arif Wibowo Basri.
Dalam paparannya, AKP Ahmad S.H., M.H, menyampaikan pentingnya peran aktif pelajar dalam menjaga nilai kebangsaan. “Mereka adalah target utama penyusupan ideologi radikal. Edukasi dini tentang bahaya IRET sangat krusial,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung Achmad Hamzah menegaskan pentingnya menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dan adat istiadat sebagai tameng dari paham-paham negatif yang mengancam keutuhan bangsa.
“Budaya dan adat istiadat bukan hanya identitas daerah, tapi juga jati diri yang diwariskan leluhur kita. Nilai luhur seperti toleransi, kebersamaan, dan tenggang rasa merupakan kekuatan bangsa yang harus terus kita jaga dan kita rawat,” tegas Achmad.
Sambutan hangat datang dari para siswa dan guru. Mereka mengapresiasi sinergi apik antara Densus 88 AT Polri dan tokoh adat, yang berhasil menghadirkan edukasi ideologi dalam format yang segar, menyentuh, dan membumi.

Satgaswil Kep. Babel Densus 88 AT Polri akan terus menggelar kegiatan seperti ini di berbagai wilayah di Kep. Bangka Belitung berkolaborasi dengan Instansi vertikal, instansi horizontal dan Organisasi perangkat Daerah (OPD) termasuk Lembaga Adat dalam hal ini Lembaga Adat Melayu Belitong.
Generasi muda bukan hanya harapan bangsa—mereka adalah benteng pertama yang harus disiapkan untuk menjaga Indonesia dari rongrongan paham berbahaya.*