SIJUK: Hari ini, Senin, 10 Oktober 2023, di Pendopo Pantai Tanjung Kelayang, Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Belitung, sebuah acara istimewa telah menghadirkan kegiatan selamat laut dan muang jong dalam upaya pelestarian dan memperkuat sektor pariwisata pulau ini.
Selamat Laut dan Muang Jong Desa Keciput Kecamatan Sijuk menjadi sorotan utama ini diselenggarakan Pemerintah Desa Keciput.
Acara ini dihadiri Bupati Belitung H. Sahani Saleh S.Sos, Kadis Pariwisata Belitung Annyta,SP, M.IL, Kadis KUMPTK Belitung yang diwakili oleh Kabid KUKM Budi Swasta SIP, Kabid Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Belitung Fadila, Kabid Informasi Komunikasi Publik Diskominfo Kabupaten Belitung Fithrorozi, kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Belitung Belitung Beno Setyowijarnako, Mantan Kadin Kesehatan dr. Suhandri, Camat Sijuk Febriansyah, Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Babel periode 2023-2028 Riviani, Perwakilan Geopark Belitung, Perwakilan ASPPI, Dewan Kesenian Belitung, Mantan Ketua APDESI Belitung Mulkan, Wakil Ketua 1 DPC Apdesi Belitung yang juga Kades Perawas Yahya SE, Kades Dukong Min Tet SIP, Kepala Desa Keciput Pratiwi Perucha, S.S, BPD Keciput Mardian, Kades Tanjung Tinggi Sudarmo, Kades Pelepak Putih Erdiansyah, dan perwakilan Lembaga Adat Melayu Desa Keciput Anjang Ali.
Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dan adat budaya seperti Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung Achmad Hamzah yang diwakili pengurus Lembaga Adat Melayu Belitung Sofwan Ar (Wakil Ketua], Ismail Mihad (Sekretaris) dan Wawan Irwanda (Bendahara), Dukun Kik Jumat, Lebay, Tokoh Masyarakat, dan tokoh adat dan budaya lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Belitung H. Sahani Saleh S.Sos menyambut positif kegiatan ini dan seyogyanya terus dijaga dan dilestarikan sehingga nantinya diharapkan bersinergi dalam mengembangkan sektor wisata yang tengah digaungkan.
Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung, Achmad Hamzah, memberikan sambutan positif terhadap even Selamat Laut dan Muang Jong Desa Keciput Kecamatan Sijuk. Beliau menekankan betapa pentingnya acara ini dalam pelestarian budaya agar tidak ditelan zaman.
Sementara itu, Kades Keciput, Pratiwi Perucha, S.S, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran semua undangan dalam acara Selamat Laut dan Muang Jong Desa Keciput. Dia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah rutinitas tahunan yang selalu diadakan. Dengan harapan, acara ini dapat membantu memperkuat warisan adat dan budaya Belitung.
MUANG JONG
Selain Selamat Laut, yang menjadi bagian penting dalam acara ini adalah Muang Jong. Muang Jong adalah sebuah ritual adat suku Sawang di Belitung. Terdiri dari kata “Muang” (Buang) dan “Jong” (miniatur kapal kecil yang berisi sesajian), ritual ini melibatkan mengarungkan miniatur kapal kecil yang berisi sesajian ke tengah laut sebagai tanda syukur dan keselamatan dalam menjelajahi lautan yang luas.
Tradisi Muang Jong ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, menjelang musim peralihan sebelum memasuki musim angin barat, sekitar bulan September hingga Oktober. Pada saat musim angin barat, angin kencang dan ombak tinggi menghantam wilayah ini, sehingga pemilihan waktu pelaksanaan harus dipertimbangkan dengan cermat.
Asal-usul ritual Muang Jong ini berkisah tentang kelompok orang Sawang yang mengalami musibah di laut. Mereka terombang-ambing di tengah laut setelah perahu mereka terbalik akibat badai. Setelah berminggu-minggu bertahan, pertolongan datang dalam bentuk penjelmaan dewa-dewi, yang kemudian dipercayai sebagai penguasa laut.
Mereka diselamatkan ke tempat yang disebut gusong timur, di mana mereka melihat sebuah jong (perahu) dan pondok kecil yang mereka sebut ancak. Ketika para penyelamat orang Sawang itu menghilang, mereka menyadari bahwa mereka telah diselamatkan oleh dewa-dewi penguasa laut. Sejak saat itu, orang Sawang memutuskan untuk menjalankan ritual Muang Jong dengan meniru bentuk jong dan ancak yang telah diperlihatkan kepada mereka.
Acara Selamatan Laut dan Muang Jong Desa Keciput menjadi salah satu momen berharga yang menggambarkan hubungan erat antara kebudayaan lokal dan sektor pariwisata di Belitung. Dengan perayaan ini, mereka tidak hanya merayakan keselamatan, tetapi juga menjaga warisan budaya yang tak ternilai harganya.*