JAKARTA: Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbud Ristek dan Teknologi mengungkap masih panjang langkah mereposisi lembaga termasuk sertifikasi seniman dan budayawan. ” Pelaksanaan sertifikasi yang dikelola Kementerian sudah penuh.” Namun Iskandar Eko Priyotomo, Kasubbid Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbud Ristek dan Teknologi menyebut kesempatan sertifikasi di Badan Sertifikasi Nasional.
Peran lembaga non pemerintah (LSM) dalam kesenian seperti Dewan Kesenian memang banyak di daerah. Terkait upaya reformasi dan penguatan posisi Dewan Kesenian menurut Eko agaknya panjang. Dewan yang lahir dari legalisasi Kementerian Dalam Negeri tersebut baru tahap sarasehan.
Di banyak daerah seniman berwadah di Dewan Kesenian sedang untuk strategi pemajuan kebudayaan berwadah di Dewan Kebudayaan. Hal senada disampaikan oleh Ketua Harian Dewan Kesenian Jakarta yang ditemui Anggota DPRD yang menginisiasi Raperda Belitung Pemberdayaan Seniman dan Mantan Olahragawan.
” Dari 10 objek pemajuan kebudayaan, dewan kesenian hanya fokus pada satu OPK saja yakni seni, ujar Iskandar Eko Priyotomo, Kasubbid Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbud Ristek dan Teknologi,”ujar Bambang.
Ia pun mengakui jalan panjang reposisi Dewan Kesenian agaknya panjang. ” sekarang kita mau bikin Badan Koordinasi sebelum terbit peraturan,” tambahnya. Terkait kelembagaan, Bambang menegaskan bahwa Dewan Kesenian bukanlah EO apalagi menjadi pelaku pertunjukan melainkan untuk mendorong pengembangan seni di daerah.
Pada Munas Dewan Kesenian dan Kebudayaan Desember 2023, insan seni dan budaya mengungkapkan urgensi pembentukan kementerian khusus kebudayaan agar budaya mendapat perhatian lebih besar dari negara.Munas diikuti perwakilan dari 216 dewan kesenian dan dewan kebudayaan tingkat provinsi serta kabupaten/kota (Kompas, 14/12/2023)
Ketua Pansus Raperda Inisiatif Mirza Dallyodi menegaskan bahwa selama ini pemberdayaan lebih dimaknai dengan pemberian penghargaan. ” Mereka yang sudah bergelut dengan kebudayaan namun kini (seniman) masuk dalam segmentasi pariwisata yang memiliki nilai (ekonomi) perputarannya.”
Selain mengunjungi Dewan Kesenian Jakarta, Tim Asistensi Raperda juga berkoordinasi dengan Dirjen Pemberdayaan Tenaga dan Kebudayaan Menristek, Riset dan Teknologi.
Tak hanya terkait proses legalisasi, koordinasi ke pemerintah pusat juga dimanfaatkan Kabid Kebudayaan Disdikbud Belitung Fithrorozi untuk menelusuri sejarah Dewan Kesenian. Salah satu pelaku sejarah, Haji Bachtiar yang bekerja di era Gubernur DKI Ali Sadikin mengungkapkan bahwa dulunya seniman berwadah di Planet Senen. Ketika Kebun Binatang pindah Ke Ragunan, seniman Senen diarahkan ke Cikini yang sekarang menjadi Taman Ismail Marzuki (Kebudayaan, 27 April 2024).*
