BANGKABELITUNG: Sebuah lompatan besar kembali dicatatkan Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung, Bandar Udara H.A.S Hanandjoeddin resmi ditetapkan sebagai Bandara Internasional oleh Kementerian Perhubungan RI, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 26 Tahun 2025. Langkah ini bukan hanya soal infrastruktur, tetapi menjadi gerbang emas konektivitas global dari dan ke Indonesia, langsung dari jantung Kepulauan Bangka Belitung.
Kabar menggembirakan ini disambut penuh antusias oleh Wakil Gubernur Bangka Belitung, Hellyana, dalam forum prestisius Collaborative Destination Development (CDD) yang digelar di daerahnya. Forum ini menghadirkan jajaran penting—mulai dari kementerian terkait, maskapai penerbangan, hingga asosiasi penerbangan internasional—yang sepakat menjadikan Belitung sebagai destinasi unggulan kelas dunia.
“Babel tidak boleh ketinggalan dalam arus pembangunan dan informasi. Penetapan ini adalah peluang emas. Kita membuka jalur ke Malaysia, Singapura, bahkan tidak menutup kemungkinan ke Australia dan Jepang,” tegas Hellyana dengan semangat.
Jembatan Baru untuk Wisata dan Ekonomi Daerah
Penetapan status internasional bukan hanya meningkatkan daya saing pariwisata, tetapi juga memperkuat perputaran ekonomi lokal. Rute domestik seperti Belitung – Yogyakarta, Bali, Batam, dan Medan turut dipersiapkan untuk menghubungkan wisatawan antarwilayah dengan lebih mudah dan cepat.
Wakil gubernur perempuan pertama di Bangka Belitung itu juga menekankan pentingnya identitas lokal yang kuat.
“Bandara bukan sekadar tempat transit, tapi harus mencerminkan wajah Belitung. Kami ingin wisatawan membawa pulang kesan, dan punya alasan untuk kembali,” ujarnya.
Salah satu bentuk promosi identitas itu adalah sedotan purun, produk lokal ramah lingkungan yang sempat dipromosikan oleh Menparekraf Sandiaga Uno, dan kini digadang sebagai souvenir ikonik Belitung.
Sinergi dengan Geopark UNESCO & Ekowisata Hijau
Hellyana juga menekankan bahwa pengembangan bandara internasional ini akan didesain selaras dengan keberlanjutan Geopark Belitung yang telah diakui UNESCO. Konsep ramah lingkungan dan rendah emisi karbon akan menjadi fondasi utama pembangunan.
“Kita ingin wisatawan datang bukan hanya karena indahnya alam, tapi juga merasakan kualitas udara yang menyegarkan dan menyembuhkan,” tambahnya.
Bagian dari Rencana Besar Nasional
Penetapan Bandara H.A.S Hanandjoeddin sebagai bandara internasional adalah bagian dari peta besar konektivitas nasional. Dua bandara lainnya yang turut mendapat status baru adalah S.M. Badaruddin II di Palembang dan Jenderal Ahmad Yani di Semarang.
Kini, Belitong (Belitung dan Beltim) tidak lagi sekadar surga tersembunyi, tetapi telah resmi naik panggung sebagai ikon pariwisata global yang siap menyambut wisatawan dunia.*












