PANGKALPINANG – Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan keputusan final, pasangan Hidayat Arsani dan Hellyana akhirnya resmi akan memimpin Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) untuk lima tahun ke depan. Tantangan besar menanti, terutama dalam hal pemulihan dan penguatan ekonomi daerah.
Tokoh masyarakat Babel, H. Usmandie Andeska, yang juga tokoh presidium pembentukan provinsi Bangka Belitung ini memberikan pandangannya tentang strategi pembenahan ekonomi Babel memasuki 25 tahun kedua sebagai provinsi. Dalam analisisnya, terdapat 10 strategi utama yang dapat menjadi fokus pembangunan di berbagai sektor.
1. Kuatkan ekonomi masyarakat melalui program rehabilitasi dan reklamasi lahan terdegradasi dengan memanfaatkan dana Jaminan Reklamasi.
2. Tingkatkan produktivitas sawit rakyat diawali dengan replanting tanaman yg tidak produktive, memanfaatkan dana Badan Pengelolan Dana Sawit dan mitra bagi hasil dengan perusahaaan sawit.
3. Benahi karet rakyat dan fokuskan pada produksi lateks pekat sebagai bahan baku sarung tangan karet. Bangun kerjasama dengan industri sarung tangan karet dengan kontral harga latek dalam angka Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu, sekaligus pembinaan dan bimbingan teknis agar kualitas lateks sesuai standar industri.
4. Pulihkan tanaman lada masyarakat diawali dg pembuatan kebun bibit masyarat, memanfaatkan dana CSR perusahaan swasta maupun BUMN. kembalikan tanaman lada sebagai tanaman unggulan bangka belitung di bawah payung Badan Percepatan Pengelolaan dan Pengembangan lada rakyat ( BP3LR) suatu badan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur.
5. Tata balik potensi perikanan laut dan perikan darat, melalui sistem budidaya, dengan kerjasama dengan perusahaan swasta yang selama ini sudah ada di bangka belitung tapi tanpa melibatkan masyarakat.
6. Kembangan sistem peternakan terpadu berbasiskan ayam petelur, dalam suatu kawasan yang di dalamnya dikembangkan sumber pakan. sebut saja tanaman jagung yang kemudian dilengkapi pabrik pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan pakan. Bangka Belitung memiliki potensi besar dalam bahan baku pakan, terutama tepung ikan yang bisa dibuat dari jenis ikan yang tidak ekonomis. Fokuskan pada tahap awal dari kawasan peternakan terpadu ini memproduksi telur sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan daerah yang selama ini masih didatangkan dari sumatera daratan dan jakarta.
7. Abaikan dulu timah, biar mainsed masyarakat berubah. Kembalikan Timah sebagai komoditi strategis, pengelolaan monopoli PT Timah. Bebaskan PT Timah mengelola potensi yang tersisa. secara berkelanjutan, dan atur strategi agar dana timah, paling tidak 40 persen kembali ke Bangka Belitung.
8. Singkirkan pejabat daerah yang tak memiliki misi pembangunan yang jelas, terlebih hanya bisa menjilat pimpinan tapi tak ada kemampuan.
9. Hilangkan potongan potongan yang berbau korupsi pada proyek pryek pemerintah. Efisiensian semua proyek sesuaikan dengan kepatutan nilai proyek. Alokasikan dana efisiensi untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui UMKM.
10. Optimalkan potensi sumberdaya hutan melalui pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu ( HHBK), diawali pengembangan kayu gaharu, tanaman kopi, buah buahan, eko wisata, madu hutan, melalui pendekatan Perhutanan Sosial, termasuk juga . Budidaya perikanan mangrove, seperti kepiting dengan melibatkan sejumlah off taker.
Membangun Babel yang Berkelanjutan
Dengan beragam tantangan dan peluang, strategi ini, mungkin bisa menjadi pijakan bagi kepemimpinan baru di Babel untuk membangun ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
“Kita memang penuh harap dengan kepemimpinan Datoek Panglima Hidayat Arsani dan Hellyana,” kata Andeska, sembari menambahkan, bahwa 10 strategi itu, sebagai sumbang pemikiran agar Bangka Belitung bisa maju seperti cita cita para pendiri provinsi.*











