Capaian POPM Filariasis di Belitung Timur Baru 55 Persen, Pemkab Kejar Target Nasional 85 Persen

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur bersama Dinas Kesehatan terus mengintensifkan upaya mencapai target nasional melalui pendekatan persuasif dengan masyarakat. Warga diimbau untuk ikut serta menyukseskan program ini demi kesehatan bersama.*

MANGGAR: Capaian Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis atau yang dikenal sebagai program pemberantasan penyakit Kaki Gajah di Kabupaten Belitung Timur masih jauh dari target. Hingga minggu keenam November 2024, program ini baru mencapai 55 persen dari total sasaran sebanyak 124.138 penduduk.

Padahal, tenggat waktu pelaksanaan POPM akan berakhir dalam dua minggu ke depan, tepatnya pada 14 Desember 2024. Angka ini masih jauh dari target nasional sebesar 85 persen, bahkan target daerah sebesar 75 persen pun belum terpenuhi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah, mengungkapkan rendahnya capaian ini disebabkan oleh berbagai tantangan, seperti kesulitan mendapatkan izin di sekolah dan adanya penolakan dari masyarakat tertentu.

“Kami sudah memberikan arahan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas agar mempererat kemitraan dengan desa serta melibatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh. Ini tugas bersama yang harus segera diselesaikan,” ujar Mathur dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi di Hotel Guest Manggar, Senin (2/12/24).

Kecamatan Gantung Tertinggi, Manggar Masih Tertinggal

Hingga saat ini, Kecamatan Gantung mencatat capaian tertinggi dengan tingkat keberhasilan 66,35 persen. Sebaliknya, Kecamatan Manggar baru mencapai 44,04 persen, menjadikannya wilayah dengan capaian terendah.

Sasaran program ini mencakup penduduk berusia 2 hingga 70 tahun. Pemerintah daerah terus mengajak tokoh masyarakat untuk memberikan edukasi pentingnya konsumsi obat pencegahan, meskipun masyarakat yang bersangkutan belum menunjukkan gejala atau tidak berada di wilayah dengan kasus aktif.
“Pencegahan melalui obat ini adalah langkah penting untuk memutus rantai penularan filariasis. Kesadaran masyarakat harus ditingkatkan agar capaian ini segera maksimal,” tambah Mathur.

Sebaran Kasus Filariasis di Beltim

Hingga akhir 2024, Kabupaten Beltim mencatat 13 kasus filariasis. Kecamatan Simpang Renggiang menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yaitu empat kasus, disusul oleh Kecamatan Gantung dengan tiga kasus, dan Kecamatan Simpang Pesak, Dendang, serta Kelapa Kampit masing-masing dua kasus. Sementara itu, Kecamatan Manggar dan Damar tidak melaporkan kasus filariasis tahun ini.

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur bersama Dinas Kesehatan terus mengintensifkan upaya mencapai target nasional melalui pendekatan persuasif dengan masyarakat. Warga diimbau untuk ikut serta menyukseskan program ini demi kesehatan bersama.*DiskominfoSP Beltim