Kisah Pejuang Belitung Versus Pasukan Belanda di Paal Satu dan Air Merbau

TANJUNGPANDAN: Kawasan Paal I dan Kawasan Air Merbau Tanjungpandan setidaknya punya kenangan tersendiri saat hendak melakukan perlawanan diera perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945.
Buku perjuangan sejarah perjuangan rakyat Belitung tahun 1920 hingga 1950 menyebutkan di wilayah ini sempat terjadi kontak senjata antara pasukan pejuang Belitung dengan pasukan militer Belanda.

Mau ceritannya begini. Ketika tanggal 25 Nopember 1945, pasukan pejuang mengejar polisi Belanda yang ingin meloloskan diri dan membuat rintangan jalan dengan menebang pohon kayu, pasukan pejuang meneruskan perjalanan ke Tanjungpandan.

Ketika sampai di Simpang IV Paal 1 Kampung Ujung, pasukan pejuang dihadang oleh pasukan militer Belanda yang bersenjata lengkap. Pertempuran meletus, tembakan militer Belanda dibalas dengan pasukan pejuang. Alhasil, dari pertempuran itu, dua orang pejuang gugur diantara Mahidin Tedong dan Dani. Sedangkan dipihak Belanda terdapat tiga orang korban.
Karena situasi kurang menguntungkan bagi pejuang, sebagai komandan pasukan dari pejuang Muhani memerintahkan pasukan untuk segera bergerak mundur sampai ke wilayah Air Merbau untuk kemudian mengkonsolidasi kembali.

Pasukan Militer Belanda tak berhenti disitu saja. Mereka pun melakukan aksinya hingga melakukan pengejaran sampai wilayah Air Merbau. Kontak senjata pun terjadi. Pasukan pejuang pun melakukan perlawanan. Karena tak seimbang, Pasukan pejuang memilih mundur dan menyelinap lebih jauh ke dalam hutan dan pasukan dibawa komando Muhani Mundur, namun pejuang lainnya seperti Saamin, Nawawi, dan Herman terluka kena serangan militer Belanda.
Pasukan pejuang tidak dapat menghalau dan mengkonsolidasikan karena kehilangan kontak komando, sementara pasukan militer Belanda terus melakukan pengejaran.

Setelah pertempuran di Paal Satu dan Air Merbau, pasukan pejuang bersiasat dan evaluasi bahwa pasukan militer Belnda selalu bersiaga san menjaga ketat kota Tanjungpandan. Karena itu, agar pasukan militer Belanda terpecah belah, naka pasukan pejuang mengatur siasat untuk pindah ke wilayah khususnya Belitung Utara (kecamatan sijuk) agar serangan ini berhasil apabila dilakukan secara serentak dan tiba-tiba serentak disemua front dan Sasaran yang ada di Pulau Belitung, nantinya pasukan Belanda teroecah Belah.*trawangnews.com