SMKN 1 Sijuk Gelar program P5 Hadirkan Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung: Mengenal Kearifan Lokal Belitung Melalui Makan Bedulang

Melalui program ini, diharapkan generasi muda Belitung semakin memahami dan mencintai budaya lokal mereka. Sebab, melestarikan tradisi bukan hanya tugas para tetua adat, tetapi juga tanggung jawab bersama demi menjaga identitas budaya daerah agar tidak tergerus oleh zaman

SIJUK – Tradisi dan budaya lokal merupakan warisan berharga yang harus terus dilestarikan, terutama di kalangan generasi muda. Dalam upaya mengenalkan budaya Belitung kepada para pelajar, SMK Negeri 1 Sijuk menggelar program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan menghadirkan Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung, Achmad Hamzah, sebagai narasumber, pada hari ini Senin, 10 Februari 2025.

Acara ini berlangsung di aula sekolah dengan penuh antusiasme dari siswa dan tenaga pendidik.

IMG 20250210 112534

Salah satu materi utama yang dibahas dalam kegiatan ini adalah tradisi makan bedulang, sebuah budaya makan bersama khas Belitung yang memiliki makna mendalam tentang kebersamaan dan kesopanan. Achmad Hamzah menjelaskan dengan rinci tahapan dan tata cara makan bedulang sesuai adat dan budaya setempat.

“Makan bedulang bukan hanya sekadar makan bersama, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sopan santun, kebersamaan, dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat Belitung,” ujar Hamzah dalam pemaparannya.

Menurutnya, makan bedulang memiliki aturan tersendiri, mulai dari tata cara penyajian, posisi duduk, hingga etika saat menikmati hidangan. Dalam tradisi ini, makanan disajikan dalam dulang (talam besar) dan disantap bersama oleh empat orang dalam satu kelompok. Ada pula urutan penyajian yang khas, seperti dimulai dengan air basuh tangan dan berdoa sebelum makan.

Kepala SMK Negeri 1 Sijuk, Bismi, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan P5 ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada para pelajar.

IMG 20250210 112504 1

“Kami ingin siswa tidak hanya mengenal budaya dari buku, tetapi juga merasakan langsung bagaimana tradisi ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, mereka bisa lebih menghargai dan melestarikan budaya daerahnya,” ungkap Bismi.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para siswa. Mereka tidak hanya belajar teori tetapi juga turut mencoba langsung makan bedulang, yang bagi sebagian dari mereka menjadi pengalaman baru yang berkesan.

Melalui program ini, diharapkan generasi muda Belitung semakin memahami dan mencintai budaya lokal mereka. Sebab, melestarikan tradisi bukan hanya tugas para tetua adat, tetapi juga tanggung jawab bersama demi menjaga identitas budaya daerah agar tidak tergerus oleh zaman.*