Tragedi Terbunuhnya Spionase NICA di Selat Nasik

SELAT NASIK: Usaha untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Belitung, juga terjadi di kawasan Desa Selat Nasik atau sebutan pulau Mendanau. Takut ada mata-mata (spionase) dari NICA (Pasukan Militer Belanda), maka salah seorang yang mencurigai dan dianggap sebagai spionase dari NICA tersebut maka dilakukan upaya pembunuhan oleh pejuang-pejuang Belitung demi untuk menjaga keutuhan kemerdekaan yang telah diraih.

Cerita begini. Berdasarkan Buku Sejarah Perjuangan Rakyat Belitung tahun 1924 hingga tahun 1950. Dari uraianya terungkap bahwa kisahnya suatu hari datanglah seorang spionase yang berinisial RD yang dicurigai menyamar sebagai pedagang kopi. Oleh pejuang, tersebut tercium adanya kecurigaan sesaat hendak membeli kopi yang hanya satu kaleng ( setara dengan kaleng biskuit).

Karena kecurigaan itu, Kalangan pejuang dan pemuda seperti Abdul Razak bersama Mat Junan dan Madjid melakukan penangkapan terhadap spionase yang berinisial RD yang kala itu sedang berada di Bom Desa Selat Nasik. Tahu akan dirinya dikejar hingga dicurigai, maka spionase yang berinisial RD ini melarikan ke Desa Petaling dan masuk ke dalam rimbunan pohon Manggis untuk bersembunyi.

Dan dikira seseorang yang berisial RD ini aman, maka keluar dari tempat persembunyian. Namun rupanya, diam-diam para pejuang Mat Junan tak mau begitu saja membiarkan spionase ini berkeliaraan sehingga saat berpatroli, Mat Junan pun menikam RD. Bersamaan itu juga, masyarakat serta pemuda- pemuda pejuang berdatangan dan membawa senjata eperti keris parang bambu runcing, dan lainnya hingga senjata milik warga tersebut ditunjamkan ke Tubuh RD.

Mayat SD kemudian dipikul menuju bom desa itu yang kemudian dihanyutkan sesampainya di tengah laut yang diperkirakan berada di pulau Kembung dan Pulau Tanjung Lingkar. Karena mayat masih hidup, maka diberi batu pemberat agar dapat ditenggelamkan. *trawangnews.com