Bahas Soal BCIF, Begini hasil Diskusi Tokoh Agama dan Masyarakat Belitung dengan Pj. Bupati Belitung di Rumah Dinas Bupati

Ke depan, koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah, lembaga masyarakat, dan kelompok keagamaan sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian nilai-nilai budaya dan agama di Pulau Belitung.

TANJUNGPANDAN: Polemik mengenai kegiatan Belitong Chiness International Festival (BCIF) yang berlangsung selama satu bulan penuh, bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H, mencuat di tengah masyarakat.

Tokoh agama dan masyarakat Belitung serta dari lembaga Yayasan Islam, seperti Teguh Trinanda dari Yayasan Melayu Rantau Nusantara (MERANTAU Foundation), , melakukan pertemuan dengan Pj Bupati Belitung Yuspian S.Sos MIR untuk membahas soal BCIF, pada Kamis lalu.

Dalam dialognya, Teguh Trinanda menanyakan proses inisiasi dan konsultasi terkait kegiatan BCIF sesuai dengan prosedur pemerintahan yang berlaku.

Ia juga mempertanyakan bagaimana teknis pelaksanaan kegiatan ini dan instansi mana yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya.

Pj Bupati Belitung Yuspian S.Sos, MIR menjelaskan bahwa ide kegiatan ini muncul dari pengalamannya di Kecamatan Kelapa Kampit saat momen Ceng Beng, dimana terjadi antusiasme tinggi dari masyarakat Tionghoa untuk ziarah kubur. Potensi ekonomi yang tercipta dari kegiatan ini, menurutnya, sangat besar dan ini dilihat menjadi sebuah potensi yang besar jika dikaitkan dengan Pariwisata dan Potensi Ekonomi didalamnya.

“Data awal kurang lebih ada sekitar 11.000 makam Leluhur Etnis Tionghoa dan 70% makam itu pada saat ini aktif diziarahi oleh keluarga. Dari data kurang lebih 7.000 makam jika dikalikan 2 pax/orang saja maka akan ada sekitar 14.000 pax/orang dengan durasi tinggal minimal 2 minggu atau maksimal 3 hingga 4 minggu””

Kaitannya dengan potensi ekonomi :
1. Potensi pertama adalah 1 pax/orang akan mengeluarkan uang minimal sekitar 6juta x 14.000 = 84 Miliar
2. Potensi kedua dari sisi ekonomi lain yang juga muncul adalah adat nyuci kubur (membersihkan kubur leluhur) dengan biaya sekitar 2juta x 7.000 makam = 14 Miliar
3. Potensi Ketiga dari karangan bunga, dengan biaya sekitar 1 x 200.000 x 7.000 = 1,4 Miliar

Maka didapat total potensi ekonomi yang cukup luar biasa 99,4 Miliar belum lagi potensi ekonomi lainnya yang akan terdampak.

Mengingat kondisi pariwisata Pulau Belitung saat ini sedang tidak baik-baik saja, adapun informasi ketersediaan Kamar Hotel 1.600 (kurang lebih 2.000 termasuk yang lainnya).

Adapun kondisi penerbangan sebelum covid bisa sampai 18 penerbangan, kemudian menjadi turun pada saat Covid, dan saat ini pasca Covid hanya ada sekitar 5 penerbanga saja.

Sebagai informasi bahwa Penerbangan Domestik saat ini dilayani hanya oleh 400 pesawat yang awalnya sekitar 600 pesawat. Dan dari 400 pesawat tersebut didominasi oleh Maskapao Group LION AIR (sekitar 65%). Maka wajar ketika mereka secara bisnis akan lebih fokus kepada penerbangan yang potenpial dalam segi jumlah penumpangnya.

IMG 20240309 111507
Tokoh agama dan masyarakat Belitung serta dari lembaga Yayasan Islam, seperti Teguh Trinanda dari Yayasan Melayu Rantau Nusantara (MERANTAU Foundation), , melakukan pertemuan dengan Pj Bupati Belitung Yuspian S.Sos MIR untuk membahas soal BCIF, hal ini pada Kamis lalu.

Lalu bagaimana kondisi umum di Pulau Belitong tidak akan pernah maksimal Potensi Ekonominya apabila arus Orang dan Barang belum lancar, Maka arus masuk dan keluar orang maupun barang harus lancar dari dan ke Pulau Belitong. Saat ini tidak bisa dipungkiri ada pendapat bahwa Wisata di Pulau Belitong terlalu mahal.

Maka Kita harus mencari adanya interaksi atau atraksi yang besar yang akan terjadi yang akbar dan bisa mendatangkan orang banyak dan mampu menggerakkan potensi ekonomi di Pulau Belitong.

Adapun beberapa agenda Pariwisata di Pulau Belitong dirasa belum cukup maksimal menggali potensi untuk mendatangkan orang banyak dari luar Pulau Belitong dan mampu menggerakkan potensi ekonomi.

Maka untuk itu perlu ada ide dan solusi Kegiatan Akbar, yang akan mendatangkan orang banyak dan mampu menggerakkan potensi ekonomi di Pulau Belitong, lewat kegiatan BCIF.

Dan dipanggillah pihak-pihak terkait oleh PJ BUPATI dan beberapa kali pertemuan kurang lebih selama satu bulan baik dilaksanakan dirumah dinas maupun di kantor Bupati, Adapun pihak-pihak terkait seperti : LAM, Perwakilan HOKIAN, Perwakilan KEK, Geopark, dan lain-lain. Adapun proses inisiasi ide ini sudah berproses sebagaimana mestinya. PJ Bupati Belitung berkeyakinan bahwa dalam perbedaan pasti ada persamaan (ada kepentingan yang sama) yaitu potensi ekonomi”.

Dan inilah yang dilaksanakan, dan kemudian semua proses kegiatan ini sudah berkordinasi penuh dan telah dilakukan dengan jajaran Forkompimda di Kabupaten Belitung diantaraya POLRES, DANLANUD, FORUM LLAJ, dan lain-lain.”

Dalam keterangan selanjutnya, Pj Bupati menyebut bahwa kegiatan BCIF ini tidak menggunakan dana dari APBD, namun merupakan agenda resmi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung. Meskipun demikian, kegiatan ini menjadi agenda resmi pemerintahan daerah dan membawa nama resmi PEMDA KAB. BELITUNG.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Trinanda juga menanyakan mengapa nama kegiatan ini tidak menggabungkan unsur Ramadhan, mengingat momen yang bersamaan.

Pj Bupati Belitung Yuspian menjawab bahwa keputusan untuk tidak langsung menggabungkan kegiatan Ramadhan dengan BCIF diambil karena momen tersebut hanya bersamaan pada tahun ini.

Kemudian pertanyaan tambahan dari Teguh Trinanda adalah terkait nama kegiatan yang menanyakan Kenapa tidak BELITONG CHINESE & RAMADHAN FESTIVAL karena momentumnya berbarengan dengan Ramadhan dan Idul Fitri.

Terkait pertanyaan tersebut,  Jawaban dari PJ Bupati adalah Mengingat momentumnya hanya bersamaan pada tahun ini maka diambil keputusan tidak menggabungkan secara langsung kegiatan RAMADHAN dalam momentum kegiatan BCIF ini.

Kemudian pertanyaan tambahan berikutnya Terkait simbol kegiatan Adapun CHINESE dengan Simbol Gerbang yang berada di jalan Sriwijaya dan MELAYU MUSLIM untuk menyambut momentum RAMADHAN dan IDUL FITRI akan dipusatkan di Jalan Jenderal Sudirman Gerbang setelah Masjid Al-Mabrur hingga titik 0 di pusat Kota Tanjungpandan.

Adapun Jawabannya,  PJ Bupati akan ditindaklanjuti dan dimaksimalkan serta direalisasikan. Dan In Syaa Allah sedang disiapkan momentum kegiatan lain (MELAYU INTERNASIONAL FESTIVAL dan kegiatan lainnya) yang semoga bisa mendatangkan sebanyak-banyaknya Masyarakat dari luar Pulau Belitong dan mampu memaksimalkan Potensi Pariwisata dan menggerakkan potensi ekonomi di Pulau Belitong.

Terkait Anggaran Kegiatan bahwa acara ini NON APBD, dan kepanitiaan diluar pemerintahan (mengapresiasi daripada kepedulian dan kemauan untuk melaksanakan kegiatan BCIF) dan murni kegiatan BCIF ini hanya untuk memaksimalkan Potensi Pariwisata dan Potensi Ekonomi yang ada di Pulau Belitong dan Bukan Isu Agama apalagi Politik.

Untuk itu kedepan, harapan dari pertemuan tersebut yang disampaikan tokoh agama, masyarakat Belitung kepada Pemerintah daerah harus mempertimbangkan dengan hati-hati penempatan acara-acara seperti BCIF agar tidak menyinggung perasaan agama dan budaya masyarakat setempat.

Sementara itu, upaya untuk memaksimalkan potensi pariwisata dan ekonomi juga harus tetap menjadi prioritas, namun harus dilakukan dengan bijaksana dan menghormati nilai-nilai lokal.

Ke depan, koordinasi yang lebih baik antara pemerintah daerah, lembaga masyarakat, dan kelompok keagamaan sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian nilai-nilai budaya dan agama di Pulau Belitung.*