TANJUNGPANDAN: DPD (Dewan Pimpinan Daerah) KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Kabupaten Belitung lakukan silatuhrahmi ke LAMBEL (Lembaga Adat Melayu Belitung), pada hari ini, Rabu, 14 Desember 2022 yang bertempat di rumah adat melayu Belitung, Jalan A. Yani Tanjungpandan, Belitung, Provinsi Bangka Belitung.
Rombongan DPD KNPI Kabupaten Belitung dipimpin Ketuanya Husri dan Sekretaris DPD KPNI Belitung Tantowi yang dihadiri juga Nur Fitrohtul Bariroh (Wakil Ketua Departemen Sosial, Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dan Wahyu Saputra (Anggota Departemen Pendidikan dan Pengembangan SDM) yang diterima langsung dari Ketua LAMBEL Drs. H. Abdul Hadi Adjin dan Wakil Ketua LAMBEL Achmad Hamzah.
Adapun acara kegiatan ini merupakan sebatas silatuhrahmi dan diskusi kelakar soal adat, budaya serta kearifan lokal maupun kaitan pembangunan kebelitungan.
Dalam paparannya, Ketua LAMBEL Drs. H Abdul Hadi Adjin sampaikan di Kabupaten Belitung hadir LAMBEL (Lembaga Adat Melayu Belitung) yang berkutat pada kegiatan adat istiadat dan budaya, kearifan lokal serta pelestarian lingkungan hidup yang tentunya sangat berbeda dengan daerah lainnya.
“Di luar daerah pun, masing-masing punya adab, adat dan budaya. Begitu juga, di Belitung ini hadirnya LAMBEL yang diatur dalam perda, agar keberadaan adat, budaya, kearifan lokal tidak hilang begitu saja,” katanya.
Dalam dialog ini, Hadi menganjurkan kepada KNPI Belitung untuk membuat acara semacam sarasehan yang intinya kaitan adat, budaya yang bekerja sama dengan lembaga adat desa maupun tokoh budaya, tokoh adat sebagai bagian dalam upaya membangun Belitung.
Pada kesempatan tersebut, Ia pun berharap saatnya untuk membangun pondasi pembinaan budaya belitung sejak dini sehingga dapat dilakukan pedelegasian generasi muda ini agar mereka tahu pemahaman soal adat dan budaya.
Sementara itu, Wakil Ketua LAMBEL Achmad Hamzah sampaikan ajakan kepada KNPI Belitung agar pemuda dapat memberikan gagasan cemerlang dan sampaikan hal secara kritis dan konstruktif terhadap pembangunan daerah.
“Kami sebagai generasi tua tentunya mengajak dan memberikan kesadaran ke pemuda. Bahwa pemuda Belitung mau memikirkan Belitung ke depan. Jangan sampai Belitung diujung tanduk,” katanya.
Ia memberi contoh kini gaung geopark Belitung yang sudah mendunia diharapkan tentunya ada sinergi yang baik soal adat dan budaya serta kearifan lokal yang harus diperkuat dan dijaga serta dilestarikan.
Dia berharap pertemuan ini jangan hanya sampai disini saja namun bisa berlanjut di waktu yang lain dalam bentuk dialog atau semacam diskusi misalnya.
Guna mendukung keberadaan KNPI, Achmad Hamzah memberikan gagasan agar dibuatkan semacam buletin atau media sosial sebagai bagian komunikasi baik pengurus KNPI maupun lintas organisasi lainnya.
Ketua KNPI Kabupaten Belitung Husri sampaikan terima kasih atas diterima pertemuan ini. “Jadi yang hadir dalam pertemuan ini tidak semua namun cukup terwakili untuk diskusi hari ini,” katanya.
Dalam dialog dan diskusi ini, Husri juga sepakat apa yang disampaikan dari LAMBEL terkait soal adat, budaya serta kearifan lokal memang sangat penting diberdayakan apalagi Belitung kini diperiotaskan kawasan pariwisata sehingga nantiny saling beriringan satu sama lainnya.
“Belitung diberikan Karuna oleh Yang Maha Kuasa tentunya harus kita pelihara adat, dan budaya serta kearifan lokal. Jangan sampai kita tergerus dengan budaya asing. Jadi, Adat dan Budaya belitung harus terus dijaga dan dipelihara guna menangkal budaya asing,” katanya.
Ia juga sampaikan bahwa KNPI Belitung siap bekerjasama dalam berbagai hal terutama mengenai Adat dan Budaya serta kearifan lokal.
“Kita punya anggota KNPI sebanyak 167 orang yang tersebar di lima kecamatan. Tentunya kita bisa mendukung dalam hal edukasi kegiatan adat, budaya. Intinya, bisa membangun dan mengarahkan adat dan budaya kepada para generasi muda,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris KNPI Tantowi menambahkan bahwa saat ini diakuinya minim soal adat dan budaya Belitung terutama kalangan generasi muda sehingga perlu adanya progam kerja bersama untuk membangun kembali adat melayu dan budaya serta kearifan lokal di Belitung.*