Ramadhan kembali hadir, membawa berkah yang tak terhingga bagi umat Islam di seluruh dunia. Bulan yang dinanti-nantikan ini bukan sekadar pergantian waktu, melainkan anugerah besar yang tidak semua orang dapat nikmati. Ada yang telah pergi menghadap Ilahi sebelum sempat merasakan kembali indahnya Ramadhan, dan ada yang diuji dengan keterbatasan yang menghalangi mereka beribadah dengan leluasa. Namun, bagi kita yang masih diberi kesempatan, ini adalah waktu yang tepat untuk merenungi betapa besarnya nikmat iman dan Islam yang masih bersemayam dalam hati.
Di tengah kesibukan dunia yang kian melenakan, Ramadhan datang sebagai pengingat. Suasana syahdu saat sahur, lantunan ayat suci yang menggema dari masjid-masjid, serta kebersamaan dalam berbuka puasa menghidupkan kembali nilai-nilai keimanan yang mungkin sempat terlupakan. Ada ketenangan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang menyambut Ramadhan dengan hati penuh syukur.
Iman, Kunci Utama Kebahagiaan
Di antara semua nikmat yang Allah SWT berikan, iman dan Islam adalah yang paling berharga. Tanpa iman, segala amal kebaikan menjadi sia-sia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS. Al-A’raf: 40)
Ayat ini menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga keimanan. Sebab, hanya dengan iman yang teguh, seseorang dapat menjalani hidup dengan penuh harapan, menjalankan ibadah dengan keikhlasan, serta menghadapi ujian dengan kesabaran.
Namun, Ramadhan tahun ini mungkin terasa berat bagi sebagian orang. Ada yang berjuang menghadapi kesulitan ekonomi, ada yang diuji dengan sakit, dan ada pula yang tengah bergelut dengan tantangan kehidupan lainnya. Tetapi Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setiap keadaan seorang mukmin adalah kebaikan, baik dalam kesenangan maupun dalam kesulitan.
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya seluruh urusannya adalah kebaikan. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu menjadi kebaikan baginya.”* (HR. Muslim)
Mensyukuri Ramadhan dengan Amal Nyata
Bersyukur bukan hanya sekadar ucapan, melainkan harus dibuktikan dengan tindakan. Salah satu bentuk syukur terbesar atas nikmat iman dan Islam adalah dengan memanfaatkan Ramadhan ini sebaik-baiknya.
Mari kita perbanyak ibadah, memperdalam ilmu agama, memperbaiki hubungan dengan sesama, serta memperbanyak amal shalih. Berbagi kepada mereka yang membutuhkan, menyantuni fakir miskin, serta menebarkan kebaikan adalah bentuk nyata dari rasa syukur yang kita miliki.
Kita tidak pernah tahu apakah ini akan menjadi Ramadhan terakhir dalam hidup kita. Maka, mari jalani dengan sepenuh hati, seolah ini adalah kesempatan terakhir untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga keimanan kita, menguatkan kita dalam menghadapi ujian hidup, dan menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur. Amin.*)
*) penulis adalah Ust. Erwin Fauzi S.IP / wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Bangka Belitung/ Materi ini disampaikan pada acara tausyiah safari ramadhan 1446 H di Masjid Al-Jannah Dukong, Belitung Sabtu 15 Maret 2025














