Bimbingan Konseling “Listriknya” Kurikulum Merdeka

Workshop ini memotivasi guru BK untuk memahami pentingnya peran mereka dalam menciptakan pendidikan yang lebih baik dan mendukung pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.

TANJUNGPANDAN: Seolah tidak mau ketinggalan untuk turut serta mengambil peran dalam mensukseskan implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah, MGBK SMA/SMK/MA Kabupaten Belitung menggelar workshop bagi guru bimbingan dan konseling (BK) sebagai bagian dari garda terdepan unjung tombak transformasi pendidikan di Pulau Belitung.

Berkolaborasi dengan Cabang Dinas Wilayah V Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan mengangkat tema “Bimbingan dan Konseling Profetik sebagai Strategi Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Era Merdeka Belajar” kegiatan MGBK ini sukses di gelar di BW Suite Hotel pada tanggal 26-27 September 2023.

IMG 20230927 071834
Para peserta workshop aktif terlibat dalam berbagai aktivitas, termasuk diskusi kelompok, presentasi, dan permainan, untuk menerapkan layanan BK dalam Kurikulum Merdeka.

Ketua panitia workshop, Yudi Apriyanto, S.Pd., menjelaskan bahwa acara ini diikuti oleh guru BK tingkat SMA/SMK/MA Cabdin Wilayah V dan guru BK SMP/MTs Kabupaten Belitung dan Belitung Timur.

Tujuannya adalah mempersiapkan guru BK agar siap menjalankan perannya dalam memperkuat Profil Pelajar Pancasila sebagai bagian integral dari implementasi Kurikulum Merdeka.

Pembukaan resmi acara dilakukan oleh Marwiyah, S.Pd., Kasi SMK yang mewakili Kepala Cabdin V Dinas Pendidikan Kepulauan Bangka Belitung. Beliau menjelaskan pentingnya peran BK sebagai pusat informasi yang diperlukan untuk mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik. Guru BK harus aktif membantu peserta didik dalam merencanakan masa depan mereka. Untuk mendukung layanan BK yang optimal, Dinas Pendidikan berkomitmen untuk memenuhi sarana dan prasarana yang diperlukan.

Penguatan karakter peserta didik, terutama Profil Pelajar Pancasila, adalah elemen penting dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Guru BK memegang peran kunci dalam mencetak murid yang memiliki karakter yang kuat. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru BK terlibat dalam berbagai tahapan, seperti asesmen diagnostik, pemetaan karakteristik peserta didik, dan memfasilitasi data yang diperlukan untuk menyusun pembelajaran yang sesuai.

Sebagai narasumber workshop, Dr. Hardi Santoso, M.Pd., menggambarkan peran guru BK dengan perumpamaan yang menarik. “BK seperti listrik, sedangkan Kurikulum Merdeka adalah rumah. Rumah hanya akan terang bila dialiri listrik. Tanpa listrik, rumah akan gelap dan tanpa kehidupan yang terlihat.” Pendekatan religius, khususnya pendekatan profetik, dianggap efektif dalam memperkuat karakter peserta didik, karena sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat Indonesia.

IMG 20230927 072028
Para peserta workshop aktif tampak dalam berbagai aktivitas, termasuk diskusi kelompok, presentasi, dan permainan, untuk menerapkan layanan BK dalam Kurikulum Merdeka.

Selama workshop, peserta aktif terlibat dalam berbagai aktivitas, termasuk diskusi kelompok, presentasi, dan permainan, untuk menerapkan layanan BK dalam Kurikulum Merdeka. Workshop ini memotivasi guru BK untuk memahami pentingnya peran mereka dalam menciptakan pendidikan yang lebih baik dan mendukung pembelajaran yang berfokus pada peserta didik.

Dalam masa yang akan datang, sinergi antara guru bimbingan dan konseling melalui MGBK perlu diperkuat, menjadi wadah pengembangan profesi, berbagi praktik terbaik, dan ruang diskusi dalam mewujudkan merdeka belajar serta menguatkan profil pelajar Pancasila.* (EJW)