SELATNASIK: Upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan di Belitung, khususnya di pulau mendanau (pulau Selat Nasik), hingga menelan empat korban tewas dari para pejuang demi menjaga keutuhan kemerekaan RI dan tentunya menjadi ingatan penting yang tidak bisa dilupakan bagi sejarah perjuangan di Belitung.
Setidaknya, dikawasan Pulau Mendanau khususnya, di Tanjung Lancur telah terjadi pertempuran antara pasukan Belanda (NICA) dengan pasukan TKR (pasukan dari pejuang Belitung).
Berdasarkan buku sejarah perjuangan rakyat Belitung tahun 1924-1950 terungkap kisahnya begini yang kejadian di Tanjung Lancur tanggal 18 Desember 1945.
Suatu ketika, para pemuda Selat Nasik, Suak Gual, dan Petaling untuk dilatih sebagai calon TKR di Tanjung Lancur.
Beberapa para pemuda dari berbagai desa yang direkrut tersebut dan dilatih oleh Abdus Somad dengan gaya militer jepang. Mereka yang dilatih di tiga desa. Di Selat Nasik mereka rombongan pertama yang dilatih menjadi pasukan TKR diantaranya, Usman Tjitjon bin Ladjim, Saleh, Sulai, dan Zaini.
Dari rombongan kedua di Selat Nasik juga terdiri dari Maman, Said Mat Sah, Usman Kasim alias pak Djamin, Sam Sani, Amat Pempang, Gapar dan Pi’ie.
Dari Suak Gual terdiri dari Abdurrahman bin Bujang, Basari bin Kulup Bus, Awang Arbaie bin Utje, Mat Sin bin Deradji, Achmat Atjui, Saiman, Malek, dan Gani.
Sedangkan, Haris bin Ali, Achmad bin Saridim, Sail bin Gani, Seridin dari Petaling.
Sayangnya, para pemuda tersebut yang dilatih dan sudah beberapa hari di Tanjung Lancur, ternyata tiba-tiba datanglah kapal perang HMS Admiral Tromp, milik pasukan NICA. Kapal perang ini melakukan penyerangan ke arah Tanjung Lancur, yang dianggap sebagai markas besar TKR.
Karena serangan itu, para pemuda tergabung TKR dibawah pimpinan F Manusama ini tidak menyerah begitu saja. Mereka melakukan perlawanan dengan senjata karaben.
Karena kondisi senjata tak seimbang, pasukan NICA dengan mudah kuasai menara suar tanjung lancur.
Pasukan TKR pun merayap di sekitar hutan hutan tanjung lancur dengan cara berpencar untuk menghalau dari berbagai serangan NICA. Karena terdesak pasukan TKR, para pejuang dan pemuda melakukan upaya bersembunyi hingga beberapa rombongan meninggalkan kawasan tanjung lancur menuju ke tanjung berikat (Bangka). Meski demikian ada beberapa pasukan dari pejuang yang gugur dan menelan korban dari peristiwa pertempuran di Tanjung Lancur khususnya dari pejuang kemerdekaan di Belitung. Mereka diantaranya, Abdulrahman bin Budjang, Basari bin Kulup Bus, Ali Bin Ujup dan Seridin.*trawangnews.com