TANJUNGPANDAN – Ketua DPRD Belitung, Vina Cristyn Ferani, menerima kunjungan silaturahmi Tim Peneliti, dan Pengkaji Gelar Daerah atau disingkat TP2GD Belitung, dan perwakilan TP2GD Belitung Timur di ruang kerjanya, Selasa 8 Juli 2025). Pertemuan tersebut membahas pengusulan tokoh Bangka Belitung, HAS Hanandjoeddin sebagai Pahlawan Nasional.
Rombongan TP2GD yang hadir antara lain Jantimala, Apriliansyah mewakili TP2GD Belitung, Eki Piroza mewakili TP2GD Beltim dan Haril M. Andersen — penulis buku biografi HAS Hanandjoeddin.
Mereka menyampaikan perkembangan terkini proses pengusulan sang tokoh pejuang asal Belitung yang telah dirintis sejak tahun 2018.
“Kami sedang menyiapkan data data baru sebagai bahan pengusulan kembali H.AS Hanandjoeddin. Usulan resmi akan disampaikan ke Dinsos Provinsi Babel awal 2026 untuk diteruskan Kementerian Sosial RI. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder pengabdian beliau, baik semasa perang kemerdekaan di Jawa Timur, maupun kiprah beliau pasca revolusi kemerdekaan termasuk dalam memperjuangkan pembentukan Provinsi Bangka Belitung pada era 1970-an maupun merintis pembanginan daerah,” ujar Haril kepada media.
Ia berharap pemerintah daerah dan DPRD baik Belitung maupun Beltim memberikan dukungan penuh atas upaya ini. “Kami mohon dukungan semua pihak, karena ini bukan hanya perjuangan tim, tapi menyangkut marwah daerah,” tambahnya.
Ketua DPRD Belitung, Vina Cristyn Ferani, menyambut baik semangat yang dibawa oleh tim TP2GD. Ia menegaskan bahwa pengusulan ini adalah tanggung jawab bersama demi mengangkat sosok pahlawan dari Bumi Laskar Pelangi.
“Usulan ini sudah berjalan cukup lama, sejak 2018, tapi Pak Haji AS Hanandjoeddin belum juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Maka ini menjadi tugas kita bersama—eksekutif dan legislatif—untuk mendorong agar segera terealisasi,” jelasnya.
Vina juga menyoroti pentingnya keadilan sejarah, mengingat Depati Amir yang diusulkan dari Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 2018, sementara H.AS Hanandjoeddin yang diusulkan oleh Kabupaten Belitung dan Belitung Timur belum ditetapkan. Padahal, kedua wilayah sama-sama memiliki nama bandara yang berasal dari tokoh pejuang mereka masing-masing.
“Bandara kita bernama HAS Hanandjoeddin, tapi gelar pahlawan nasional belum diberikan. Sementara Bangka punya Bandara Depati Amir, dan tokohnya sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Ini saatnya Belitung menyusul,” ujarnya.
Dari sisi teknis anggaran, ia menyebutkan bahwa akan dilakukan koordinasi dengan Dinas Sosial selaku pihak yang membawahi TP2GD, guna mengatur anggaran dan langkah selanjutnya.
“Yang saya tangkap, secara administratif HAS Hanandjoeddin sudah sangat layak. Bahkan di Jawa Timur sudah ada nama jalan atas nama beliau. Bahkan di Makassar Sulawesi Selatan juga ada gedung yang menggunakan nama beliau.Ini menunjukkan kontribusi beliau di tingkat nasional juga diakui dan secara administratif terpenuhi. Kita akan mendorong agar terrealisasi secepatnya,” tutup Vina.*

















