Tradisi ‘Beruah’ Di Belitung dan Silaturahmi

TANJUNGPANDAN: Bagi Anda yang baru datang ke Belitung atau orang luar daerah pasti bengong bila menyaksikan berbagai acara menyambut awal puasa di Belitung. Terutama,di bulan-bulan syakban atau urang-urang terdahulu menyebut bulan ruah.

Maklum saja, tiap-tiap masuk bulan Syahban, di Belitung, Provinsi Bangka Belitung tradisi ‘beruah’ merupakan acapkali kerap dilakukan. Tradisi ini sudah dilakukan sejak bari—(zaman dulu). Biasanya, kegiatan beruah ini diperkirakan bila sudah masuk bulan Syakban, sebelum masuk awal puasa.

beruah ra

Bila sebelum tiba awal puasa, sebagian warga-warga di Belitung mengelar tradisi ini. Biasanya, sebelum mengundang warga untuk kegiatan ‘beruah’, warga yang berhajat ingin melaksanakan beruah melakukan terlebih dahulu melakukan ziarah makam keluarga dan sanak familinya. Ziarahnya dilakukan kepada beberapa atau salah satu dari sanak keluarganya yang telah lebih dulu meninggal.

Usai digelar ziarah, biasanya di rumah warga tersebut digelar kegiatan itu beruah. Entah pagi, satu siang maupun malam, biasanya masyarakat pun datang-datang berduyun-duyun yang disekitar rumahnya atau sanak familinya untuk mengikuti kegiatan beruah sesuai dengan undangan dari tuan rumah.

Acara pun dimulai. Yang punya hajat, memberikan salam satu persatu kepada warga yang hadir dalam beruah. Lalu memberikan kepada petugas doa untuk melaksanakan doa. Kemudian petugas doa membuka kegiatan acara beruah yang diawali denga beraneka doa selamatan dan lain-lainnya sesuai dengan kehendak dari warga yang mengelar kegiatan beruah.

Usai acara digelar, sajian makanan dan minuman juga tersedia dari tuan rumah. Mereka pun menikmati sajian aneka makanan dan minuman yang telah disugukan.

Memang saja, tradisi ini sebetulnya sudah membumi di Belitung. Hingga dianggap sebetulnya bukan sebatas ajang kegiatan beruah semata. Melainkan salah satu kegiatan ini juga sebagai ajang silatuhrahmi.

Tak jarang dalam kesempatan itu acara beruah itu, bisa berkumpul dengan sanak keluarga, tetangga dekat maupun masyarakat sekitar. Dan setidaknya, banyak bertegur sapa, serta membicarakan bagaimana keadaan keluarga, serta urusan-urusan tetek bengkek soal kehidupan.*trawangnews.com