TANJUNGPANDAN: Kantor UPT Provinsi Babel Wilayah Belitung pada Minggu pagi, 3 Agustus 2025 menjadi pertemuan dialog terbuka Forum Kedukunan Adat Belitong (FKAB) dengan anggota DPRD Babel utusan Belitung dan Beltim. Acara ini menjadi sorotan karena membahas isu sensitif: konflik kepemimpinan yang tengah melanda Provinsi Babel.
Dari sembilan anggota DPRD yang diundang, hanya tiga orang yang hadir, yakni Wakil Ketua II DPRD Babel Beliadi, S.IP, Wakil Ketua III Edi Nasapta, S.M, dan anggota DPRD H. Kasbiransyah.
Sedangkan enam orang yang diundang Taufik Mardin, Taufik Rizani, Syarifah Amelia, Rusdianto, Masinun, Muchtar Mutong dinyatakan tidak hadir.
Meski begitu, kegiatan ini tak menyurutkan semangat 83 dukun dari seluruh penjuru Pulau Belitong—dari Belitung hingga Belitung Timur—untuk menyampaikan suara hati mereka.
Turut hadir dalam forum tersebut, perwakilan lembaga adat melayu tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa, serta organisasi Laskar Merah Putih Kabupaten Belitung.
Ketua Forum Kedukunan Adat Belitong, Mukti Maharif, secara tegas menyampaikan dalam pertemuan ini menyampaikan kegelisahan para dukun atas konflik yang terjadi di tingkat pimpinan provinsi hanya tiga bulan setelah dilantik.
“Kami merasa malu di Babel sudah terjadi konflik. Kami sebagai tokoh adat maupun tokoh masyarakat tidak ingin melihat pemimpin saling bertentangan. Jangan satu ke barat, satu ke timur. Harapan kami, mereka bersatu membangun Babel,” ujarnya penuh harap.
Ia menambahkan, jika ketidakharmonisan terus berlanjut, para dukun siap mengambil sikap.
“Kalau tidak bisa disatukan, kami akan tentukan langkah. Hari ini Kami akan sampaikan pokok pikiran dan aspirasi langsung ke Gubernur, Wakil Gubernur, dan DPRD Babel. Kita tidak ingin Babel bercerai berai,” katanya.
DPRD Siap Tampung dan Bawa Aspirasi Dukun
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua III, DPRD Babel Edi Nasapta menyambut baik dialog ini dan menegaskan bahwa suara dukun akan dijadikan bahan pertimbangan serius.
“Apa yang disampaikan hari ini akan kami bawa ke unsur pimpinan. Harapannya, ini bisa jadi dasar rekonsiliasi yang mengarah pada kebaikan bagi Babel,” ucap Edi.
Senada, Wakil Ketua II DPRD Babel Beliadi mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh dukun dan tokoh adat yang hadir.
“Jika di luar sana masih ada perpecahan, maka dari sinilah kita mulai berdamai. Mari duduk bersama demi masa depan Babel yang lebih baik,” katanya.
Seruan Persatuan dari Lembaga Adat
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Belitung, Achmad Hamzah, menutup sesi dialog dengan seruan penuh makna.
“Kami mengapresiasi semangat para dukun. Mari bersatu untuk kemajuan Babel, Pulau Belitong, dan Pulau Bangka. Jangan biarkan kita terpecah karena kepentingan sesaat.”
Harapan juga datang dari organisasi laskar merah putih kabupaten Belitung berharap agar mari kita berrekonsilasi untuk kemajuan Babel yang lebih baik.*

















