Lewat Buku “Bunga Edelweiss”,Kurnianto Sumbang Pemikiran ke Pelosok Negeri

TANJUNGPANDAN: “Bunga Edelweiss, Sebuah Antologi Prosa dan Puisi “, itulah salah satu buku dari tiga buku yang ditulis oleh sosok Kurnianto Purnama, yang juga menggeluti profesinya sebagai pengacara.
Buku terbaru Kurnianto, yang berisi kumpulan prosa dan puisinya, disusun dengan apik.

Buku karya Kurnianto Purnama, biasa disapa A Tet ini, telah tersebar ke pelosok negeri. Tak terkecuali, di tanah kelahirannya Pulau Belitong.

Ketiga buku sang penulis yang telah terbit. Yakni, Surat untuk Negeri (2008), The Lawyer (2019) hingga yang terbaru Bunga Edelweiss, Sebuah Antologi Prosa dan Puisi (2020).

1589163268969
Buku terbaru Kurnianto, yang berisi kumpulan prosa dan puisinya, disusun dengan apik.

 

Melalui penulisan buku ini, Kurnianto ingin menyumbangkan tulisan-tulisan sastra di Tanah Air, setelah kepergian sastrawan seperti Chairil Anwar, Ws. Rendra, Sanusi Pane dan lain-lain.

Kegiatan menulis buku ini, dilakukan Kurnianto di waktu senggang. Meski demikian, ia sempat merasa kesulitan hingga hanya mampu menulis satu puisi dalam sepekan, namun ia tak patah semangat. Terus mencoba dan akhirnya bisa karena terbiasa. Lalu pemikiran menulis puisi-puisi itu mengalir begitu saja.

Karena berlatar belakang sebagai pengacara, puisi-puisi karya Kurnianto banyak mengisahkan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata.

Ketika di tengah liburan, hingga pulang kampung ke Belitong, ia selalu menulis.

“Kemanapun saya berlibur, saya pasti menulis. Jadi ada puisi yang ditulis di Bali, Malaysia, China, Vietnam, dan Belitung. Sengaja saya tulis dan waktu dan tempat ketika puisi itu ditulis , biar saya ingat, saya pernah ke mana saja, selama hidupku ini” sebutnya.

Berkat dermawan dari para pengusaha asal Belitong. Karena manfaat dari tulisan-tulisannya. Maka buku-buku karyanya banyak dibeli, lalu disumbangkan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah.

Seperti perpustakaan Universitas Bangka Belitung di Pangkalpinang. SMAN1, SMAN 2, SMKN 1, SMKN 2 di Kota Tanjungpandan, SMAN 1 di Kota Manggar, SMAN 1 di Kota Kelapa Kampit, dan SMAN 1 Kota Gantung, di Pulau Belitung.

Oleh sebab itu, hampir di seluruh sekolah Pulau Belitung ada buku “Bunga Edelweiss” karya Kurnianto tersebut. Maka tak berlebihan, bila dikatakan, Kurnianto adalah seorang pujangga generasi baru asal Belitong.

Ada pula bukunya disumbang ke perpustakaan tingkat Sekolah Menengah Pertama. Seperti SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6, SMPN 7, SMP KELUARGA UNIVERSAL, dan
SMP REGINA PACIS di Kota Tanjungpandan.

Kurniato berharap, buku-buku tersebut, dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan bangsa Indonesia.*